Senin, 05 November 2012

ABORTUS INKOMPLIT oleh Kurniawati



MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “ S “
DENGAN ABORTUS INKOMPLIT DIRUMAH
SAKIT UMUM DAERAH  YUSUF GOWA
TANGGAL 19-21 JUNI 2012






KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Pendidikan Program Studi DIII Kebidanan
STIKes Mega Rezky Makassar

 
KURNIAWATI
NIM : 09 3145 106 022


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
STIKES MEGA RESKY MAKASSAR
2012










MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “ S “ DENGAN
ABORTUS INKOMPLIT DIRUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SYEKH YUSUF GOWA
TANGGAL 19-21 JUNI 2012










KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Pendidikan Program Studi D III Kebidanan
Stikes Mega Rezky Makassar



KURNIAWATI
NIM: 09 3145 106 022


PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
STIKES MEGA RESKY MAKASSAR
2012










PERNYATAAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH


MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “ S “ DENGAN
ABORTUS INKOMPLIT DIRUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SYEKH YUSUF GOWA
TANGGAL 19-21 JUNI 2012


KURNIAWATI
09 3145 106 022


Karya tulis ini diterima, disetujui untuk di uji serta dipertahankan dalam ujian didepan tim Penguji DIII Kebidanan STIKes Mega Resky Makassar.
Makassar, 01 September 2012


            Pembimbing I                                                    Pembimbing II


Hj.Kasmah Mursalim, SKM, M.Kes     Prof.(em)DR.dr.H.M.Rusli Ngatimin, MPH
NIDN: 092 707 790 3                           NIP: 130 288 821





Jurusan DIII Kebidanan                                 Prodi DIII Kebidanaan
Ketua                                                              Ketua                             
              

Hj.Nurbajani Tjanggi,S.SiT,MM                     Syamsuriyati, S.ST, SKM, M.Kes
NIDN: 090 612 540 1                                     NIDN. 090 270 473 01 









                
SURAT PERSETUJUAN WAKTU UJIAN
Dengan ini menyatakan :
Nama               : KURNIAWATI
Nim                 : 09 3145 106 022
Jurusan            : DIII Kebidanan
Setuju untuk melakukan ujian akhir karya tulisi lmiah dengan judul Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny “ S “ Dengan Abortus Inkomplit Di Rumah Sakit Umum  Daerah Syekh Yusuf  Gowa Tanggal 19-21 Juni 2012
            Hari / Tanggal : 11 September 2012
            Pukul               : 10.00 wita
Demikian surat persetujuan ini di buat untuk digunakan seperlunya.
                                                            Makassar, 01 September 2012
Mengetahui:   
            Pembimbing I                                                Pembimbing II


Hj.Kasmah Mursalim, SKM, M.Kes     Prof.(em)DR.dr.H.M.Rusli Ngatimin, MPH
NIDN:  092 707 790 3                          NIP: 130 288 821



Jurusan DIII Kebidanan                                 Prodi DIII Kebidanaan
Ketua                                                              Ketua                             
               

Hj.Nurbajani Tjanggi,S.SiT,MM                     Syamsuriyati, S.ST, SKM, M.Kes
NIDN: 090 612 540 1                                     NIDN. 090 270 473 01                                    









                                                             
PERNYATAAN PENGESAHAN TIM PENGUJI

Karya tulis ilmiah ini telah diperiksa dan disahkan tim penguji DIII Kebidanan STIKes Mega Resky Makassar yang telah dilaksanakan pada tanggal 11 September  2012.


Tim penguji

Penguji I : Ns. Julia Fitri Ningsih, S.Kep, M.Kes              (                           )
           
Penguji II : Prof.(EM)DR. dr.H.M. Rusli Ngatimin. MPH(                           )

Penguji III : Hj.Kasmah Mursalim, SKM, M.Kes              (                           )




Mengetahui
Ketua Jurusan Kebidanan STIKes Mega Resky Makassar



Hj. Nurbajani Tjanggi, S.SiT, M.M
                NIDN: 090 612 540 1










KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Kaya Tulis Ilmiah ini, yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan dan memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan.
Adapun judul yang penulis ajukan sebagai karya tulis ilmiah adalah “Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny “S“ Dengan Abortus Inkomplit Di RSUD Syekh Yusuf Gowa” tanggal 19-21 Juni 2012.
Penulis menyadari sepenuhya, sejak awal melakukan penyusunan Karya Tulis Ilmah ini tidak jarang penulis menemui kesulitan. Namun berkat dorongan serta bantuan dari berbagai pihak, maka kesulitan-kesulitan itu dapat teratasi.
Pada kesempatan ini juga dengan hati tulus dan hormat, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada  :
1.      Bapak H.Alimuddin, SH, MH selaku Pembina yayasan pendidikan islam Mega Rezky Makassar.
2.      Ibu Hj.Suryani, SH, MH selaku ketua yayasan pendidikan islam Mega Resky Makassar.
3.      Bapak Dr.dr.H.Dwi Djoko Purnomo, MPH selaku ketua STIKes Mega Resky Makassar
4.      Kepada ibu Hj.Nurbajani Tjanggi, S.ST, MM selaku ketua jurusan DIII Kebidanan STIKes Mega Rezky Makassar.
5.      Ibu Syamsuriati, S.ST, SKM, M.Kes selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKes Mega Resky Makassar
6.      Hj.Kasma Mursalim, SKM, M.kes selaku pembimbing KTI yang dengan rela meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penyelesaian KTI ini.
7.      Prof.(em)DR.Dr.H.Rusli Ngatimin, MPH selaku pembimbing KTI yang dengan rela meluangkan waktu dan memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan KTI ini.
8.      Ns.Julia Fitri Ningsih,S.Kep,M.Kes selaku penguji yang telah meluangkan waktunya untuk menguji hasil KTI penulis.
9.      Terima kasih kepada direktur RSUD Syekh Yusuf Gowa beserta staf, atas ijin dan kesempatan yang diberikan pada penulis dalam pengambilan data penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
10.  Bapak/ibu dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti pendidikan di STIKes Mega Rezky Makassar.
11.  Kedua orang tua yang saya hormati dan saya cintai ayahanda Baco dan ibunda Nursati Serta saudara-saudara saya yang tercinta kakanda Rismawati S.E dan dinda tercinta Nurmilawati, Rezky Septiawan, yang tak henti-hentinya memberikan do’a serta restunya yang tulus sehingga penulis dapat menyusun karya tulis ilmiah ini dengan baik.
12.  Kepada Alm.bd.Nurhayati sebagai orang  tua angkat  penulis  yang  telah merawat dan memberikan dorongan kepada penulis sehingga penulis bisa melanjutkan pendidikan di STIKes Mega Rezky Makassar.
13.  Pipi tercinta Mails Tanabe S.E yang selalu memberikan cinta kasihnya, kesetiaannya,  perhatian,  dorongan  kepada  penulis  dalam  penulisan  ini
serta  menanamkan  dan  mengingatkan  kepada penulis betapa pentingnya
arti kejujuran dan kepercayaan.
14.  Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh staf pemerintah kota Tarakan yang telah memberikan beasiswa kepada penulis selama menempuh pendidikan di STIKes Mega Rezky Makassar.
15.  Terima kasih buat teman-teman dari Tarakan terkusus buat kak Salim, Epang, Andry, dan kak Abd.Jalil S.E yang telah membantu penulis selama berada di Makassar.
16.  Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua temen-teman mahasiswi DIII Kebidanan 09 STIKes Mega Rezky Makassar yang telah membantu penulis dalam penyelasaian karya tulis ilmiah ini terkususnya Syta, Sinar 31, Vina, Maya,  Sinar 40, Desi, Ana, Asty, Muti, Sari dan Neny.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis minta kepada para pembaca agar senantiasa dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.


Makassar, 01 September 2012
Penulis



Kurniawati









BIODATA PENULIS

A.    Identitas Penulis








Nama                                     :     KURNIAWATI
Tempat/Tanggal Lahir           :     Tarakan, 07 Juni 1991
Jenis Kelamin                        :     Perempuan
Agama                                   :     Islam                                                                      
Alamat                                   :     Jl. Lasuloro Raya blok II Prumnas Antang

B.     Riwayat Pendidikan
1.      Tamat SD 008 Tarakan Tahun 2004
2.      Tamat SMP Negeri 3 Tarakan Tahun 2006
3.      Tamat SMA Negeri 2 Tarakan Tahun 2009
4.      Mengikuti Pendidikan pada Akademi Kebidanan STIKes Mega Rezky Makassar tahun ajaran 2009 sampai tahun 2012









DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL                                                                                        i
PERNYATAAN  PERSETUJUAN............................................................... ii
SURAT PERSETUJUAN WAKTU UJIAN................................................. iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI.................................................................. iv
KATA PENGANTAR                                                                                     v
BIODATA..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR SINGKATAN.............................................................................. xii
DAFTAR ISTILAH      ................................................................................  xiii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A.    Latar Belakang Masalah............................................................... 1       
B.     Ruang Lingkup Pembahasan........................................................ 3
C.     Tujuan Penelitian.......................................................................... 3
1.    Tujuan Umum.......................................................................... 3
2.    Tujuan Khusus......................................................................... 3
D.    Manfaat Penulisan........................................................................ 4
E.     Metode Penulisan......................................................................... 4
F.      Sistematika Penulisan................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 9
A.    Tinjauan Tentang Perdarahan Pada Kehamilan Muda ................. 9
1.      Pengertian ................................................................................ 9
2.      Batasan tentang Perdarahan Pada Kehamilan Muda ............... 9
a.       Kehamilan Ektopik .............................................................. 9
b.      Molahidatidosa .................................................................... 10
c.       Abortus ................................................................................ 11
B.     Tinjauan Tentang Abortus Inkomplit .............................................. 12
1.      Pengertian ................................................................................ 12
2.      Klasifikasi Abortus .................................................................. 13
3.      Etiologi .................................................................................... 15
4.      Tanda dan Gejala ..................................................................... 17
5.      Komplikasi ............................................................................... 17
6.      Diognosis ................................................................................. 18
7.      Patofisiologi ............................................................................. 19
8.      Gambaran Klinis dan Penanganan ........................................... 20
C.     Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan ............................... 22
1.      Pengertian Manajemen Kebidanan .......................................... 22
2.      Tahapan Manajemen Kebidanan .............................................. 23
3.      Metode 7 Langkah Asuhan Kebidanan ................................... 23
4.      Standar Nomenkatur Asuhan Kebidanan ................................ 35
BAB III STUDI KASUS.............................................................................. 36
Langkah I. Identifikasi Data Dasar................................................. 36
Langkah II. Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual...................... 42
Langkah III. Antisipasi Masalah Potensial...................................... 45
Langkah IV. Tindakan Segera / Kolaborasi..................................... 47
Langkah V. Rencana Tindakan....................................................... 48
Langkah VI. Implementasi............................................................... 50
Langkah VII. Evaluasi ....................................................................  52
Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan.................................. 53      
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................ 59
BAB V PENUTUP                                                                                         69
A      Kesimpulan................................................................................ 69
B       Saran.......................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA                                                                                    71























DAFTAR SINGKATAN
KB        : Keluarga Berencana
BAB      : Buang Air Besar
BAK     : Buang Air Kecil
HPHT   : Hari Pertama Haid Terakhir
TP         : Tafsiran Persalinan
G P A    : Grafit Para Abortus
HB         : Hemoglobin
VT         : Vagina Touse
OUE      : Ostium Uteri Eksterna
OUI       : Ostium Uteri Interna
CT         : Clotting Time (  pembekuan waktu )
BT         : Bleeding Time ( pendarahan Waktu)
TTV      : Tanda Tanda Vital
TD         : Tekanan Darah
S            : Suhu
N           : Nadi
P            : Pernapasan
TFU      : Tinggi Fundus Uteri
SOAP    : Subjektif Objektif Assesment Planning
RL         : Ranger Laktat


DAFTAR ISTILAH                                                                       
Manarce         : Haid yang pertama kali datang
Amoniak        : Berupa gas dengan bau tajam yang khas
Abdomen       : Bagian badan antara dada dengan panggul
Antefleksi       : Leher rahimnya lebih mengarah ke belakang
Anterior         : Depan
Posterior        : Belakang
Leukosit         : Sel darah putih
Trombosit      : Keping darah, lempeng darah
Serviks           : Leher rahim berbentuk silinder
Proliferasi      : Fase sel saat mengalami pengulangan siklus sel tanpa hambatan
Ballotomen     : Tanda ada benda mengapung/ melayang dalam cairan
Gestasi            : Umur kehamilan
Leopold          : Pemeriksaan kehamilan dengan palpasi
Vortio             : Mulut rahim
Tuba Fallopi : Saluran telur berasal dari uterus, rata-rata panjangnya 11-14 cm
Pelvis              : Tulang panggul
Laparatomi    : Insisi pembedahan melalui pinggang (kurang begitu tepat), tapi
                          lebih umum pembedahan perut
Mudigah        : Embrio, dari minggu ke empat sampai minggu ke delapan




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Angka Kematian Ibu di indonesia masih cukup tinggi bahkan tertinggi di Association of South East Asia Nations (ASEAN) yakni 307 kematian per 100.000 kelahiran hidup. AKI di Filipina 170 kematian per 100.000 kelahiran hidup, di Thailand 44 kematian per 100.000 kelahiran hidup, Brunai 39,0 kematian per 100.000 kelahiran hidup dan di Singapura 6 kematian per 100.000 kelahiran hidup.
Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (25%), eklampsia (13%) dan sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%), komplikasi abortus tidak aman (13%), dan sebab-sebab lain (8%). Penyebab tidak langsung kematian ibu merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan misalnya malaria, anemia, Human Immunodefisiensin Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), dan penyakit kardiovaskuler (Sarwono, 2008).
Perdarahan merupakan penyebab kematian ibu terbanyak. Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan, dan pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus (Sarwono, 2008).
Diwilayah Asia Tenggara, World Health Organization (WHO) memperkirakan 4,2 juta abortus dilakukan setiap tahunnya diantaranya 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia. Risiko kematian akibat abortus tidak aman di wilayah Asia Tenggara di perkirakan antara satu sampai 250, Negara maju hanya satu dari 3700. Angka tersebut memberikan gambaran bahwa masalah abortus di Indonesia masih cukup tinggi ( Lusa, 2012).
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi yang terjadi pada umur kehamilan < 20 minggu dan berat badan janin ≤ 500 gram. Adapun dampak dari masalah bila tidak mendapat penanganan yang cepat dan tepat maka akan dapat menambah angkah kematian ibu yang disebabkan oleh komplikasi dari abortus yaitu dapat terjadi Perdarahan, Perforasi, Infeksi dan Syok (Sujiyatini, 2009).
Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah sebagian tetapi tidak seluruhnya hasil konsepsi keluar dari uterus sebelum usia 12 minggu hasil konsepsi cendrung tertahan ( Eny Meiliya, 2010).
Penanganan yang terpenting dalam menangani masalah abortus adalah bidan mampu mengetahui gejala-gejala dari abortus agar dalam mendiagnosa sesuatu masalah dengan tepat dan sebaiknya dalam hal ini bidan melakukan kolaborasi dengan dokter dan ditunjang oleh fasilitas yang memadai.
Data yang diperoleh dari RSUD Syekh Yusuf Gowa, jumlah ibu yang memeriksakan kehamilannya 2680 orang dan kasus abortus 454 (16,9%) orang mulai Januari-Desember 2011, terdiri dari abortus komplit 55 (2,05%) orang, abortus inkomplit 253 (9,4%) orang, missed abortion satu (0,03%) orang, abortus iminens 113 (4,2%) orang, abortus provokatus 11 (0,4%) orang, abortus incipiens 21 (0,7%) orang. Masih tingginya angkah kejadian abortus yang menyebabkan perdarahan, memberikan motivasi pada penulis untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus abortus inkomplit (rekam medik RSUD Syekh Yusuf Gowa, 2011).
B.      Ruang Lingkup Pembahasan
Penulisan karya ilmiah ini membahas masalah manajemen asuhan kebidanan pada Ny “S“ dengan abortus inkomplit di RSUD Syekh Yusuf Gowa tanggal 19-21 Juni 2012.
C.    Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Dapat memperoleh gambaran nyata tentang pelaksanaan asuhan kebidanan abortus inkomplit di Rumah Sakit dengan pendekatan manajemen kebidanan.
2.      Tujuan Khusus
a.       Dapat melaksanakan pengkajian pada klien dengan kasus abortus inkomplit di RSUD Syekh Yusuf.
b.      Dapat menganalisa dan mempresentasikan data untuk menentukan diognosa masalah aktual pada kasus abortus inkomplit di RSUD Syekh Yusuf.
c.       Dapat mengantisipasi kemungkinan timbulnya diagnosa atau masalah potensial pada kasus abortus inkomplit  di RSUD Syekh Yusuf.
d.      Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi pada kasus abortus inkomplit di RSUD Syekh Yusuf.
e.       Dapat melaksanakan rencanakan tindakan asuhan kebidanan pada kasus abortus inkomplit di RSUD Syekh Yusuf.
f.       Dapat melaksanakan implementasi secara langsung dari rencana tindakan asuhan kebidanan yang telah disusun pada kasus abortus inkomplit di RSUD Syekh Yusuf.
g.      Dapat mengevaluasi tentang efektifitas tindakan yang telah dilakukan pada kasus abortus inkomplit di  RSUD Syekh Yusuf.
h.      Dapat mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan pada kasus abortus inkomplit di RSUD Syekh Yusuf.
D.    Manfaat Penulisan
1.      Manfaat Ilmiah
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Kebidanan Stikes Mega Rezky Makassar.
2.      Manfaat Praktis
a.       Hasil asuhan yang telah
b.      Hasil asuhan yang telah diberikan diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk RS.
3.      Manfaat Bagi Penulis
Merupakan pengalaman paling berharga bagi penulis, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan khususnya dalam memberikan asuhan kebidanan pada Ny “S “ dengan abortus inkomplit.
E.     Metode Penulisan
Penulisan kasus ini menggunakan beberapa metode yaitu :

1.      Studi Kepustakaan
Penulis mempelajari dan membaca buku serta literature dari berbagai sumber yang berhubungan dengan abortus inkomplit.
2.      Studi Kasus
Dengan menggunakan proses manajemen kebidanan komprehensif data yang dikumpulkan hingga evaluasi yang didapatkan dengan menggunakan metode :
a.       Wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan klien, keluarga, petugas
kesehatan terutama bidan dan dokter diruang perawat ginekologi yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien.
b.      Observasi
Data diperoleh dengan cara melakukan kunjungan dan pemantauan secara langsung kepada klien.
c.       Pemeriksaan Fisik
Penulis melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis mulai dari kepala hingga kaki pada klien untuk memperoleh data objektif.
3.      Studi Dokumentasi
Penulis membaca dan mempelajari status klien berdasarkan catatan medik yang berkaitan dengan kasus klien.
F.     Sistematika Penulisan
     Studi kasus ini terdiri dari 5 BAB dan disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
      Pada bab I adalah pendahuluan yang terdiri atas :
A.  Latar Belakang, pada hakekatnya berisi tentang informasi-informasi atau pengetahuan sehubungan dengan kasus yang dibahas untuk memperkuat atau menyokong secara ilmiah terhadap kasus tersebut.
1.      Ruang Lingkup Pembahasan, berisi ruang lingkup pembahasan dengan metode, subjek, waktu dan tempat pengambilan kasus
2.      Tujuan Penulisan
a.       Tujuan Umum, menunjukkan gambaran yang ingin dicapai dari penelitian secara keseluruhan
b.      Tujuan Khusus, di perolehnya pengalaman nyata dalam membuat pengumpulan data dan analisis data dasar, perumusan diagnosa/masalah aktual, diagnosa/masalah potensial, tindakan segera dan kolaborasi, rencana tindakan, implementasi, evaluasi dan pendokumentasian asuhan kebidanan dengan kasus abortus inkomplit. 
3.      Manfaat Penulisan, berisi manfaat praktis, ilmiah, dan manfaat bagi penulis.
4.      Metode Penulisan, pada metode penulisan ini terdiri atas studi kepustakaan, studi kasus, dan studi dokumentasi.
5.      Sistematika Penulisan, terdiri dari lima bab yakni bab I pendauluan, bab II pembahasan, bab III studi kasus, bab IV pembahasan, dan bab V kesimpulan dan saran dan di susun dengan sistematika
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
     Pada bab II yakni tinjauan pustaka yang terdiri atas:
D.    Tinjauan Tentang Perdarahan Pada Kehamilan Muda
3.      Pengertian
4.      Batasan tentang Perdarahan Pada Kehamilan Muda
d.      Kehamilan Ektopik
e.       Molahidatidosa
f.       Abortus
E.     Tinjauan Tentang Abortus Inkomplit
9.      Pengertian
10.  Klasifikasi Abortus
11.  Etiologi
12.  Tanda dan Gejala
13.  Komplikasi
14.  Diognosis
15.  Patofisiologi
16.  Gambaran Klinis dan Penanganan
F.      Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan
1.    Pengertian Manajemen Kebidanan, yakni proses pemecahan masalah.
2.    Tahapan Manajemen Kebidanan, menurut varney terdiri atas 7 (tujuh) langkah: yakni pengumpulan data dan analisis data dasar, diagnosa/masalah aktual, diagnosa/masalah potensial, tindakan segera/kolaborasi, rencana tindakan, implementasi, evaluasi dan di lengkapi dengan pendokumentasian asuhan kebidanan.
3.    Metode 7 Langkah Asuhan Kebidanan
4.    Standar Nomenkatur Asuhan Kebidanan
BAB III : STUDI KASUS
Menguraikan tentang klien mulai dari pengkajian (langkah I) sampai dengan evaluasi (langkah VII) di sertai dengan dokumentasi kebidanan, yang di maksud dalam hal ini yakni:
Langkah I             : Identifikasi Data Dasar
Langkah II           : Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual
Langkah III          : Antisipasi Masalah Potensial
Langkah IV          : Tindakan Segera / Kolaborasi
Langkah V           : Rencana Tindakan
Langkah VI          : Implementasi
Langkah VII        : Evaluasi
Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan
BAB IV : PEMBAHASAN
Pada bab ini penulisa akan membahas tentang kesenjangan antara teori dan fakta yang telah didapatkan dilahan praktek pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada kasus abortus inkomplit.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan bab terakhir dari karya tulis yang berisi tentang kesimpulan hasil pelaksanaan studi kasus yang dilakukan dan berisi tentang saran-saran untuk meningkatkan kualitas asuhan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA  
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A      Tinjauan Tentang Perdarahan Pada Kehamilan Muda
1.      Pengertian
Perdarahan pada kehamilan muda adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 22 minggu (Maryunani, 2009).
2.      Dikenal beberapa batasan tentang peristiwa yang ditandai dengan perdarahan pada kehamilan muda.
a.       Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah inplamtasi dan pertumbuhan hasil konsepsi diluar endometrium kavum uteri (Sujiyatini, 2009).
1)       Gejala kehamilan ektopik :
a)      Amenorhea : lamanya amenorea bervariasi dari bebebrapa hari sampai beberapa bulan.
b)      Terjadi nyeri abdomen : nyeri abdomen disebabkan kehamilan tuba yang pecah. Rasa nyeri dapat menjalar keseluruh abdomen tergantung dari perdarahan didalamnya.
c)      Perdarahan : terjadi abortus atau ruptur kehamilan tuba terdapat perdarahan kedalam cavum abdomen dalam jumlah yang bervariasi yang menyebebkan nadi meningkat, tekanan darah menurun, sampai jatuh kedalam keadaan syok (Maryunani, 2009).

2)      Penanagan kehamilan ektopik
a)      Penaganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparatomi. Pada lapara tomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang menjadi sumber perdarahan.
b)      Keadaan umum penderita terus di perbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan.
c)      Dilakukan pemantauan kadar HCG yang berlangsung terus menerus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat.
d)     Dapat pula dengan transpusi darah, infus, oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotik dan antiinflamasi dan harus dirawat inap di rumah sakit (Sujiyatini, 2009)
b.      Mola Hidatidosa
Kehamilan mola merupakan suatu tumor plasenta yang terjadi saat perkembangan embrionik berasal dari sel trofoblas yang berkembang dalam plasenta (Geri Morgan, 2009).
1)      Gambaran klinis yang biasa timbul pada kehamilan molahidatidosa
a)      Amenore dan tanda-tanda kehamilan
b)      Perdarahan pervaginam berulang
c)      Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan
d)     Tidak teraba bagian janin dan tidak terdengarnya DJJ
e)      Preeklamsi dan eklampsia yang terjadi sebelum usia kehamilan 24 minggu.
2)      Penaganan
a)      Perbaiki keadaan umum pada pasien molahidatidosa : koreksi dehidrasi, transpusi darah bila ada anemia dan bila ada gejala preeklamsi dan hiperremesis gravidarum.
b)      Kuretase
c)      Histerektomi dengan syarat umur ibu 35 tahun atau lebih dan sudah memiliki anak hidup 3 orang atau lebih
d)     Pemeriksaan tindakan lanjut meliputi : lama pengawasan 1-2 tahun, pasien dianjurkan memakai alat kontrasepsi, pemeriksaan HCG, setelah 1 tahun kadar HCG normal maka pasien tersebut dapat menghentikan kontrasepsidan dapat hamil kembali, dan bila kadar HCG tetap atau miningkat maka pesien harus dievaluasi dan dimulai pemberian kemoterapi (Sajiyatini, 2009).
c.       Abortus
Keguguran  atau abortus adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum  mampu hidup  diluar  kandungan dengan berat badan kurang
dari 1000 gram atau kehamilan kurang dari 28 minggu.
Berdasarkan kejadiannya abortus bagi dibagi menjadi dua yaitu:
1.      Abortus spontan terjadi tanpa ada unsur tindakan dari luar dan dengan kekuatan sendiri
2.      Abortus buatan sengaja dilakukan sehingga kehamilan dapat di akhiri. Upaya menghilangkan hasil konsepsi dapat dilakukan berdasarkan:
a.       Indikasi medis menghilangkan kehamilan atas indikasi ibu, untuk dapat menyelamatkan jiwanya. Indikasi medis tersebut diantaranya, penyakit jantung, ginjal atau hati yang berat, ganguan jiwa ibu, dijumpai kelainan bawaaan berat dengan pemeriksaan ultrasonografi, gangguan pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim.
b.      Indikasi sosial pengguran kandungan dilakukan atas dasar aspek sosil menginginkan jenis kelamin tertentu, tidak ingin punya anak, jarak kehamilan terlalu pendek, belum siap untuk hamil, kehamilan yang tidak diinginkan (Manuaba, 2010).
B       Tinjauan Tentang Abortus Inkomplit
1.      Pengertian
a.       Abortus adalah kegagalan kehamilan sebelum umur 28 minggu atau berat janin kurang dari 1000 gram (Manuaba, 2007).
b.      Abortus adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan  dengan berat  kurang  dari 1000 gram atau  usia kehamilan
kurang dari 28 minggu ( Chandranita, 2010).
c.       Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 garm (Sajiyatini, 2009).
d.      Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi yang usia kehamilanya kurang dari 20 minggu (Syafrudin, 2009).
e.       Menurut Wong & Ferry, abortus adalah terminasi dari kehamilan sebelum viabilitas fetus tercapai (20-40 minggu) dengan berat fetus 500 gram (Maryunani, 2009).
f.       Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum bapat hidup diluar kandungan (Sarwono, 2008).
g.       Abortus inkomplit adalah perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagaian dari hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis servikal yang tertinggal pada desidua atau plasenta ( Ai Yeyeh, 2010).
Berdasarkan pengertian diatas maka kesimpulan yang dapat ditarik  bahwa abortus adalah keluarnya hasil konsepsi dari dalam rahim sebelumkehamilan mencapai 20 minggu dan berat kurang dari 500 gram.
2.      Klasifikasi Abortus
a.       Abortus Spontan
Abortus spontan yang terjadi dengan tidak diketahui faktor-faktor  mekanis ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor  alamiah  atau  terjadi  tanpa  unsur  tindakan  diluar dan dengan
kekuatan sendiri. Dimana abortus spontan dapat dibagi atas:
1)      Abortus kompletus (keguguran lengkap) adalah pengeluaran semua hasil konsepsi dengan umur kehamilan > 20 minggu kehamilan lengkap (Martin, 2009).
2)      Abortus insipiens adalah perdarahan intrauterin sebelum kehamilan lengkap 20 minggu dengan dilatasi serviks berlanjut tetapi tanpa pengeluaran hasil konsepsi atau terjadi pengeluaran sebagian atau seluruhnya (Martin, 2009).
3)      Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian tetapi tidak semua hasil konsepsi pada umur > 20 minggu kehamilan lengkap (Martin, 2009).
4)      Abortus imminens adalah perdarahan intrauteri pada umur < 20 minggu kehamilan lengkap dengan atau tanpa kontraksi uterus, tanpa dilatasi serviks dan tanpa pengeluaran hasil konsepsi. Hasil kehamilan yang belum viabel berada dalam bahaya tetapi kehamilannya terus berlanjut (Martin, 2009).
5)      Missed abortion (keguguran tertunda) adalah kematian embrio atau janin berumur < 20 minggu kehamilan lengkap tetapi hasil konsepsi tertahan dalam rahim selama ≥ 8 minggu (Martin, 2009).
6)      Abortus habitualis adalah kehilangan 3 atau lebih hasil kehamilan secara spontan yang belum viabel secara berturut-turut (Martin, 2009).
7)      Abortus infeksiosus  adalah  abortus yang disertai  infeksi genetalia interna  sedangkan  abortus sepsis  adalah abortus terinfeksi dengan
penyebaran bakteri melalui sirkulasi ibu ( Martin, 2009).
b.      Abortus Provocatus
Abortus provocatus adalah tindakan abortus yang disengaja dilakkukan
untuk menghilangkan kehamilan sebelum umur 28 minggu atau berat janin 500 gram, abortus ini dibagi lagi menjadi sebagai berikut:
1)      Abortus medisinalis adalah abortus yang dilakukan atas dasar indikasi vital ibu hamil jika diteruskan kehamilannya akan lebih membahayakan jiwa sehingga terpaksa dilakukan abortus buatan. Tindakan itu harus disetujui oleh paling sedikit tiga orang dokter (Manuaba, 2007).
2)      Abortus kriminalis adalah abortus yang dilakukan pada kehamilan yang tidak diinginkan, diantaranya akibat perbuatan yang tidak bertanggung jawab, sebagian besar dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih sehingga menimbulkan komplikasi (Manuaba, 2007).
3.      Etiologi Abortus
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor sebagai berikut:
a.       Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin dan cacat bawahan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan. Gangguan pertumbuhan hasil konsepsi dapat terjadi karena :
1)      Faktor kromosom, gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom, termasuk kromosom seks.
2)      Faktor lingkungan endometrium
a)       Endometrium  yang  belum  siap  untuk  menerima  implantasi
hasil konsepsi.
b)      Gizi ibu kurang karena anemia atau jarak kehamilan terlalu pendek
3)      Pengaruh luar
a)      Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil konsepsi
b)      Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan pertumbuhan hasil konsepsi terganggu.
b.      Kelainan Pada Plasenta
1)      Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak dapat berfungsi.
2)      Gangguan pada pembuluh darah plasenta yang diantaranya pada penderita diabetes mellitus
3)      Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah plasenta sehingga menimbulkan keguguran.
c.       Penyakit Ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria, sifilis, anemia dan penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, dan penyakit diabetesmilitus.
d.      Kelainan yang terdapat dalam rahim. Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri, uterus arkuatus, uterus septus, retrofleksia uteri, serviks inkompeten, bekas  operasi  pada serviks ( konisasi, amputasi serviks ),
robekan serviks postpartum (Manuaba, 2010).
4.      Tanda dan Gejala Abortus Inkomplit
a.       Abortus inkomplit ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi dari uterus, sehingga sisanya memberikan gejala klinis sebagai berikut:
1)      Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis
2)      Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat
3)      Terjadi infeksi dengan ditandai suhu tinggi
4)      Dapat terjadi degenerasi ganas/koriokarsinoma (Manuaba, 2010).
b.      Gejala lain dari abortus incomplit antara lain:
1)      Perdarahan biasa sedikit/banyak dan biasa terdapat bekuan darah .
2)      Rasa mules (kontraksi) tambah hebat.
3)      Ostium uteri eksternum atau serviks terbuka.
4)      Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau  kadang-kadang sudah  menonjol dari eksternum atau sebagian
jaringan keluar.
5)      Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dapat menyebabkan syok (Maryunani, 2009).
5.      Komplikasi Abortus
Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan, perforasi,infeksi dan syok.    
a.     Perdarahan
 Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfuse darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila petolongan tidak diberikan pada waktunya.
b.      Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperrentrofleksi.
c.       Infeksi
Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus tetapi biasanya didapatkan pada abortus inkomplit yang berkaitan erat dengan suatu abortus yang tidak aman.
d.      Syok 
Syok pada abortus bias terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat (Sujiyatini, 2009).
6.      Diagnosa Abortus
Diagnosa abortus diperlukan beberapa kriteria sebagai berikut:
a.       Terdapat keterlambatan datang bulan
b.      Terjadi perdarahan
c.       Disertai sakit perut
d.      Dapat diikuti oleh pengeluaran hasil konsepsi
e.       Pemeriksaan hasil tes hamil dapat masih positif atau sudah negatif
Hasil pemeriksaan fisik terhadap penderita bervariasi:
1)      Pemeriksaan fisik bervariasi tergantung jumlah perdarahan.
2)      Pemeriksaan fundus uteri
a)      Tinggi dan besarnya tetap dan sesuai umur kehamilan 
b)      Tinggi dan besarnya sudah mengecil
c)      Fundus uteri tidak teraba diatas sympisis
3)      Pemeriksaan dalam
a)      Serviks uteri masih tertutup 
b)      Serviks sudah terbuka dan dapat teraba ketubandan hasil konsepsi dalam kavum uteri pada kanalis servikalis
c)      Besarnya rahim (uterus) telah mengecil
d)     Konsistensinya lunak (Sujiyatini, 2009).
4)      Pikirkan kemungkinan kehamilan ektopik pada wanita anemia, penyakit  radang  panggul, gejala abortus atau  keluhan  nyeri   tidak biasanya (Saifuddin, 2006).
7.      Patofisiologi Abortus
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti nerloisi jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Sehingga menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Apabila pada kehamilan kurang dari 8 minggu, nilai khorialis belum menembus desidua serta mendalam sehingga hasil konsepsi dapat keluar seluruhnya. Apabila kehamilan 8-14 minggu villi khoriasli sudah menembus terlalu dalam hingga plasenta tidak dapat dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan dari pada plasenta.
Apabila mudigah yang mati tidak  dikeluarkan dalam  waktu singkat,
maka dia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah. Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses modifikasi janin mengering dan karena cairan amion menjadi kurang oleh sebab diserap. Ia menjadi agak gepeng. Dalam tingkat lebih lanjut ia menjadi tipis.
Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah terjadinya maserasi, kulit terkelupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terasa cairan dan seluruh janin bewarna kemerah-merahan (Ai Yeyeh, 2010).
8.      Gambaran Klinis dan Penanganan Abortus Inkomplit
a.       Gambaran klinis abortus inkomplit
Pada pemeriksaan dapat dijumpai gambaran sebagai berikut:
1)      Kanalis servikalis terbuka 
2)      Dapat diraba jaringan dalam rahim atau kanalis servikalis
3)      Dengan pemeriksaan inspekulum perdarahan bertambah
4)      Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
5)      Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal
atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat
6)      Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat kontraksi uterus (Hanafa, 2006).
b.      Penanganan umum abortus :
1)      Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien, termasuk tanda-tanda vital
2)      Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik kurang 90 mmHg, nadi lebih 112 kali per menit).
3)      Jika dicurigai terjadi syok, segera  lakukan  penanganan syok. Jika tidak terlihat tanda-tanda syok,tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi wanita karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk memulai penanganan syok dengan segera.
4)      Jika pasien dalam keadaan syok, pikirkaan kemungkinan kehamilan ektopik terganggu.
5)      Pasang infus dengan jarum infus besar (16 G atau lebih), berikan larutan garam fisiologik atau ringer laktat dengan tetesan cepat 500 cc dalam 2 jam pertama (Syaifuddin, 2006).
c.       Penanganan Abortus Inkomplit
1)      Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan <16 0="0" 400="400" atau="atau" berhenti="berhenti" beri="beri" cunam="cunam" dapat="dapat" dengan="dengan" digital="digital" dilakukan="dilakukan" ergometrium="ergometrium" evakuasi="evakuasi" hasil="hasil" im="im" jika="jika" keluar="keluar" konsepsi="konsepsi" melalui="melalui" mengeluarkan="mengeluarkan" mg="mg" minggu="minggu" misoprostol="misoprostol" oral.="oral." ovum="ovum" per="per" perdarahan="perdarahan" secara="secara" serviks.="serviks." span="span" untuk="untuk" yang="yang">
2)      Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan < 16 minggu, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan:
a)      Aspirasi Vacum Manual merupakan metode evakuasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika AVM tidak tersedia. 
b)      Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrium 0,2 mg im (diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu).
3)      Jika kehamilan > 16 mingguan)
a)      Berikan infus  oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan IV (garam fisiologis arau RL ) dengan  kecepatan 40 tetes / menit  sampai
terjadi ekspulsi konsepsi. 
b)      Jika perlu berikan misoprostol 200 mg pervaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi(maksimal 80 mg)
c)      Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus
4)      Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan (Syaifuddin, 2006).
C.      Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan
1.      Pengertian manajemen kebidanan menurut Varney’s Midwiferya
a.       Manajemen kebidanan adalah suatu metode pendekatan pemecahan masalah yang digunakan oleh bidan dalam pemberian asuhan kebidanan. Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan oleh bidan serta merupakan metode yang terorganisasi melalui tindakan yang logical dalam pemberian pelayanan.
b.      Manajemen kebidanan adalah alat yang mendasari seorang bidan untuk memecahkan  masalah  klien dalam berbagai situasi dan  kondisi  yaitu
dengan teknik antara lain observasi, wawancara, anamnesa dan pemeriksaan
c.       Asuhan kebidanan adalah penetapan dan fungsi kegiatan yang menjadi tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan klien yang mempunyai kebutuhan atas masalah dalam bidang kesehatan masa ibu hamil, masa ibu bersalin dan masa nifas.
2.      Tahapan manajemen kebidanan
Proses manajemen adalah suatu  proses pemecahan  masalah dimulai
dalam bidang keperawatan kebidanan pada awal tahun 1970-an. Hal ini Merupakan suatu metode pengorganisasian rangkaian pemikiran dan tindakan dalam ukuran logis bagi kedua pihak yaitu pasien dan pelaksana pelayanan kesehatan. Proses ini menggambarkan ketentuan atau syarat-syarat prilaku yang diharapkan dan si pemberi jasa pelayanan klinik.
Hal tersebut diatas menyatakan dengan jelas tidak hanya menyangkut proses pikir dan bertindak akan tetapi juga tingkat perilaku yang diharapkan untuk dicapai dan setiap step dalam penemuan dan pengambilan keputusan demi menyediakan pelayanan kebidanan yang aman dan menyeluruh.
3.      Metode 7 Langkah asuhan kebidanan
Proses manajemen terdiri dari 7 rangkaian (step) yang pada waktu-waktu tertentu dapat diperhalus/diperbaharui. Hal ini dimulai dengan pengumpulan data  dasar dan diakhiri dengan evaluasi. Ke 7 step terdiri dari keseluruhan kerangka kerja yang dapat dipakai dalam segala situasi. Setiap step bagaimanapun juga dapat dipecah/dirubah untuk sebagai batas tugas dan kewajiban, dan ini  sangat  bervariasi dengan bagaimana  kondisi
klien saat itu. Rangkaian / step tersebut sebagai berikut :
1.      Memeriksa dengan memperoleh seluruh data yang dibutuhkan untuk penilaian secara sempurna dari klien.
2.      Mengidentifikasi masalah atau diagnosa secara teliti berdasarkan interpretasi data yang benar.
3.      Mengantisipasi diagnosa a tau  masalah potensial yang mungkin dapat
terjadi dan masalah / diagnosa yang telah diidentifikasi.
4.      Menilai adanya kebutuhan untuk intervensi segera oleh bidan atau oleh dokter dan atai tindakan konsultasi / kolaborasi oleh tim kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.
5.      Mengembangkan suatu rencana tidakan yang komprehensif dengan didukung oleh penjelasan serta rasional yang benar dengan penekanan pada keputusan yang diambil pada tahap selanjutnya.
6.      Melaksanakan rencana tindakan secara efisien dan menjamin rasa aman klien.
7.      Menilai tentang efektivitas tindakan yang telah diberikan serta mengadakan penyesuaian kembali pada step sebelumnya pada setiap aspek dan proses manajemen yang tidak efektif 
Hal – hal yang perlu dari setiap proses manajemen :
A.    Langkah I
Adapun pengumpulan data yang komplit untuk menilai klien. Data ini termasuk riwayat, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan panggul atas indikasi review dari keadaan sekarang dan catatan RS terdahulu, review dan data laboratorium serta laporan singkat dan keterangan tambahan. Semua informasi saling terkait dan semua sumber adalah berhubungan dengan kondisi klien.
Bidan mengumpulkan data dasar secara komplit walaupun pasien mengalami komplikasi yang membutuhkan penyampaian kepada dokter untuk konsultasi atau kolaborasi. Pada saat seperti ini step I mungkin overlap dengan step V atau VI (atau merupakan bagian dari rangkaian yang berkelanjutan) sesuai data yang dikumpulkan dari hasil pemeriksaan laboratorium dan hasil pemeriksaan diagnostic lain.
Dalam mengumpulkan data subjektif dan data objektif yang perlu dikaji yaitu:
1.      Data Subjektif
a)      Identitas ibu  dan  suami  yang  perlu  dikaji  adalah  nama, umur,
agama, suku/bangsa, pendidikan , pekerjaan dan alamat. Bertujuan untuk menetapkan identitas pasien karena mungkin memiliki nama yang sama dengan alamat dan nomor telepon yang berbeda serta untuk mengetahui faktor resiko yang mungkin terjadi.
b)      Keluhan utama , merupakan alasan utama klien untuk datang ke pelayanan kesehatan. Kemungkinan yang ditemui pada kasus abortus inkomplit ini adalah ibu mengeluhkan bahwa keluar darah yang banyak dari kemaluannya, darah bergumpal dan berwarna merah segar yang disertai nyeri hebat pada perut bagian bawah.
c)      Riwayat menstruasi yang dikaji adalah menarche, siklus haid, lamanya,
banyaknya dan adanya dismenorrhoe saat haid yang bertujuan untuk membantu menegakkan diagnosis apakah ibu benar-benar hamil .
d)     Riwayat kehamilan sekarang yang dikaji yaitu HPHT untuk mengetahui, taksiran persalinan dan resiko yang akan terjadi dari adanya riwayat pada kehamilan.
e)      Riwayat penyakit dahulu yang dikaji adalah apakah ibu ada mengalami keguguran sebelumnya, menderita penyakit jantung, DM, hipertensi, ginjal, asma, TBC, epilepsi dan PMS serta ada tidaknya ibu alergi baik terhadap obat-obatan, makanan dan  riwayat operasi.
f)       Riwayat penyakit keluarga yaitu ada tidaknya keluarga ibu maupun
suami yang menderita penyakit jantung, DM, hipertensi, ginjal, dan
 asma.
g)      Riwayat perkawinan yang dikaji yaitu umur berapa ibu kawin dan lamanya ibu baru hamil setelah kawin, yang bertujuan untuk mengetahui apakah ibu memiliki faktor resiko.
2.      Data Objektif
a)      Pemeriksaan umum
Secara umum ditemukan gambaran kesadaran umum, dimana kesadaran pasien sangat penting dinilai dengan melakukan anamnesa. Selain itu pasien sadar akan menunjukkan tidak adanya kelainan psikologis dan kesadaran umum baik.
b)      Pemeriksaan khusus
a.       Inspeksi
Periksa pandang yang terpenting adalah mata (konjungtiva dan sklera) untuk menentukan apakah ibu anemia atau tidak, muka (edema), leher apakah terdapat pembesaran kelenjar baik kelenjar tiroid maupun limfe sedangkan untuk dada bagaimana keadaan putting susu, ada tidaknya teraba massa atau tumor, tanda-tanda kehamilan (cloasma gravidarum, aerola mamae, calostrum), serta dilihat pembesaran perut yang sesuai dengan usia kehamilan, luka bekas operasi, dan inspeksi genitalia bagian luar serta pengeluaran darah pervaginam dan ekstremitas atas maupun bawah serta HIS.
b.      Perkusi
Pemeriksaan reflek patella kiri dan kanan yang berkaitan dengan kekurangan vitamin B atau penyakit saraf, intoksikasi magnesium sulfat.
c.       Pemeriksaan Dalam
Pada pemeriksaan dalam (vt) untuk abortus yang baru terjadi didapati serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa- sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri, serta uterus yang berukuran lebih kecil dari seharusnya.
c)      Pemeriksaan Penunjang
a.        Darah  yaitu  kadar Hemoglobin, dimana Hb  normal  pada ibu
hamil adalah ≥ 11 gr, leukosit, trombosit, CT, BT.
b.      Urine yaitu pemeriksaan plano test menggunakan urine untuk mengetahui apakah terjadi kehamilan atau tidak.
c.       Ultrasonografi
Untuk mengetahui apakah masih terdapat jaringan dalam rahim.
Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus abortus inkomplit yaitu melihat adanya perdarahan memanjang, perdarahan mendadak banyak, terjadi infeksi, dapat terjadi degenerasi ganas (koriokarsinoma), terjadi amenorea, sakit perut, mulas-mulas, keluarnya fetus atau jaringan, dan pemariksaan penunjang.
B.     Langkah II
Step ini dikembangkan dari interpretasi data ke dalam identifikasi yang spesifik mengenai masalah atau diagnosa. Kata masalah atau diagnosa digunakan keduanya. Betapa masalah tidak dapat didefinisikan sebagai suatu diagnosa, akan tetapi membutuhkan suatu pertimbangan dalam pengembangan suatu rencana yang komprehensif  untuk pasien.
Masalah lebih sering berhubungan dengan apa yang dialami oleh pasien dan diagnosa yang telah ditetapkan dan lebih sering diidentifikasi oleh bidan dengan berfokus pada apa yang dikemukakan oleh klien secara individual.
Di dalam interprestasi data, terdapat tiga komponen penting di dalamnya yaitu:
1.      Diagnosa
Diagnosa setiap kala persalinan berbeda dan diagnosa ditetapkan bertujuan untuk mengetahui apakah ada penyimpangan. Untuk abortus inkomplit diagnosa tergantung pada jumlah perdarahan, tinggi fundus uteri, pemeriksaan dalam dan kemungkinan kehamilan ektopik.
2.      Masalah
Dapat berupa keluhan utama atau keadaan psikologis ibu, keadaan janin yang memburuk karena sudah keluarnya sebagian sisa jaringan.
3.      Kebutuhan
Di sesuaikan dengan adanya masalah, seperti :
a.       Berikan informasi dan konseling untuk mengatasi kecemasan ibu.
b.      Berikan ibu dukungan psikologis.
c.       Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan kuretase.
Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus abortus inkomplit yaitu terdapat keterlambatan datang bulan, terjadi perdarahan disertai sakit perut diikuti oleh pengeluaran hasil konsepsi, pemeriksaan hasil tes hamil dapat masih positif atau sudah negatif. pemeriksaan fisik antara lain pemeriksaan fundus uteri, pemeriksaan dalam.
C.    Langkah III
Identifikasi adanya diagnosa atau masalah potensial lain dan diagnosa atau masalah saat sekarang adalah merupakan urusan antisipasi, pencegahan jika memungkinkan, menunggu dan waspada dalam persiapan untuk segala sesuatu  yang dapat  terjadi. Pada  step  ini  sangat vital untuk
perawatan yang aman.
Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus abortus inkomplit yaitu antisipasi terhadap masalah potensial terjadi perdarahan, perforasi, infeksi dan syok.
D.    Langkah IV
Menggambarkan sifat proses manajeen secara terus menerus tidak hanya pada pemberian pelayanan dasar pada kunjungan antenatal secara periodic akan tetapi juga pada saat bidan bersama klien.
Data yang baru tetap diperoleh dan dievaluasi, beberapa data mmberi indikasi adanya situasi emergensi dimana bidan harus bertindak segera dalam rangka menyelamatkan nyawa ibu atau janin. Beberapa jenis data dapat menunjukkan adanya situasi yang memerlukan tindakan segera sambil menunggu tindakan dokter. Pada situasi lain yang tidak dalam keadaan emergensi akan tetapi tetap membutuhkan konsultasi atau kolaborasi dokter.
Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus abortus inkomplit yaitu perlu dilakukan kolaborasi dengan dokter untuk mencegah masalah potensial seperti terjadi perdarahan yang hebat, perforasi, infeksi dan syok.
E.     Langkah V
Pengembangan suatu rencana tindakan yang komprehensif yang ditentukan berdasarkan step sebelumnya, sebagai hasil perkembangan dan tanda-tanda khas sekarang ini dan antisipasi diagnosa dan masalah, juga meliputi pengumpulan data dasar atas informasi tambahan yang diperlukan
Pada suatu tindakan yang komprehensif tidak hanya termasuk indikasi apa yang timbul berdasarkan kondisi klien dan masalah yang berhubungan dengan kondisi tersebut, tetapi juga bimbingan yang diberikan lebih dahulu kepada ibu terhadap apa yang diharapkan pasien selanjutnya, pendidikan kesehatan dan kepercayaan/agama, keluarga / budaya atau masalah-masalah psikologis, atau dengan kata lain apapun yang menyinggung setiap aspek yang termasuk dalam perawatan yang diterima.
Agar efektif suatu rencana seharusnya disetujui bersama oleh bidan serta pasien, sebab pada akhirnya si ibulah yang akan atau tidak akan mengimplementasikan rencana tersebut. Oleh karena itu, tugas pada step ini termasuk diskusi dan penyusunan rencana tindakan bersama dengan pasien sebagai suatu konfirmasi atau persetujuan.
Seluruh keputusan  yang dibuat  untuk  pengembangan suatu rencana
tidakan seharusnya menggambarkan rasional yang tepat berdasarkan pengetahuan yang relevan dan sesuai teori terbaru (up to date) dan asumsi yang tepat tentang kelakuan pasien (apa yang akan atau tidak akan dilakukan oleh pasien).
Rasional berdasarkan pengetahuan teoritis yang keliru atau kurang atau data yang tidak komplit dan tidak tepat akan memberi hasil perawatan yang tidak sempurna dan mungkin tidak aman.
Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus abortus inkomplit yaitu merencanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Adapun intervensi yang diberikan adalah: Jelaskan pada ibu dan keluarga bahwa kehamilannya tidak bisa dipertahankan, beri support mental pada ibu, lakukan informent konsent untuk tindakan yang akan dilakukan, observasi tanda-tanda vital dan perdarahan, lakukan persiapan untuk tindakan kuretase: pasien dipuasakan selama ± 6 jam, siapkan peralatan,  lakukan kalaborasi untuk tindakan kuretase.
F.     Langkah VI
Step ini adalah pelaksanaan rencana tindakan. Hal ini mungkin dapat dikerjakan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilaksanakan oleh ibu sendiri, bidan atau tim kesehatan lain. Jika seorang bidan tidak melaksanakan tindakan sendiri maka ia menerima tanggung jawab mengurus pelaksanaannya (mengamati pasien adalah memastikan bahwa tindakan tersebut memang tindakan yang benar terlaksana).
Dalam situasi dimana bidan melakukan tindakan kolaborasi dengan Seorang dokter, dan masih tetap terlibat dalam penatalaksanaan perawatan klien yang mengalami komplikasi, maka seorang bidan yang memikul tanggung jawab untuk pelaksanaan tindakan kolaborasi dan perawatan secara menyeluruh bagi pasien. Implementasi yang efektif dapat mengurangi biaya perawatan dan meningkatnya kualitas pelayanan kepada pasien.
Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus abortus inkomplit yaitu melaksanakan asuhan sesuai rencana : menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa kehamilannya tidak bisa dipertahankan, memberi support mental pada ibu bahwa tindakan yang dilakukan hanya sebentar dan berdoa agar prosesnya lancar, melakukan informent konsent untuk tindakan yang akan dilakukan, mengobservasi Tanda-tanda vital dan perdarahan, melakukan persiapan untuk tindakan kuretase.
G.     Langkah VII
Evaluasi pada  kenyataannya  adalah  cara  untuk  mengecek  apakah
rencana yang telah dilaksanakan benar memenuhi kebutuhan pasien, yaitu kebutuhan yang diidentifikasi pada tahap penentuan diagnosa dan masalah.Rencana yang dianggap efektif bila dilaksanakan dan tidak efektif, sementara pada bagian lain dikatakan tidak efektif. Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus abortus inkomplit yaitu dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan (Yeyeh, 2009).
Pendokumentasian proses manajemen kebidanan dalam asuhan kebidanan
Manajemen kebidanan merupakan suatu metode atau bentuk pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
Langkah-langkah dalam kebidanan menggambarkan alur pola pikir dan bertindak bidan dalam pengambilan keputusan klinis untuk mengatasi masalah. Asuhan yang telah dilakukan harus dicatat secara benar, jelas, logis dalam suatu metode pendokumentasian.
Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian yang dapat mengkomunikasikan kepada orang lain mengenai aturan yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan pada seorang klien, yang di dalamnya tersirat proses berfikir secara sistematis. Seorang bidan dalam menghadapi seorang klien sesuai langkah-langkah dalam proses manajemen kebidanan.
Menurut Helen Varnei’s, alur berfikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7 langkah. Untuk orang lain mengetahui apa yang telah dilakukanoleh seorang bidan melalui proses berfikir sistematis, didokumentasikan dalam bentuk SOAP yaitu:
Subjektif 
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien, anamnesis pada pasien atau  keluarga pasien merupakan langkah satu varney.
Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,hasil laboratorium dan test diagnostic lalu yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assesment  sebagai langkah 1 varney.
Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan intrepretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi
a.       Diagnosa / masalah.
b.      Antisipasi diagnosa / masalah potensial.
c.       Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/kolaborasi
atau rujukan, sebagai  langkah  2, 3, dan 4  Varney.
Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan evaluasi
berdasarkan Assesment, sebagai langkah 5,6 dan 7 Varney (Yeyeh, 2009).
4.      Standar Nomenkatur Asuhan Kebidanan
a.       Diakui dan telah disahkan oleh profesi
b.      Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan
c.       Memiliki ciri khas kebidanan
d.      Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan
e.       Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen.

























BAB III
STUDI KASUS
                                                                                             
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S “ DENGAN
ABORTUS INKOMPLIT DIRUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SYEKH YUSUF GOWA
 TANGGAL 19-20 JUNI 2012

No . Reg.                                 : 28 55 59
Tgl. Kunjungan/Jam                : 19 Juni 2012, Jam  23.30 wita
Tgl. Pengkajian/Jam                : 20 Juni 2012, Jam 08.00 wita
Yang Mengkaji                       : Kurniawati

LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
A.    Identifikasi Istri / Suami
Nama                           : Ny”S” / Tn”S”
Umur                           : 23 Thn / 23 Thn
Nikah/lamanya            : 1x / ± 1 Tahun
Suku                            : Makassar / Makassar
Agama                         : Islam / Islam
Pendidikan                  : SD / SD
Pekerjaan                     : IRT / Buruh harian
Alamat                        : Jl. Sungguminasa Gowa
1.      Keluhan Utama
Masuk Rumah Sakit dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak tanggal 19 Juni 2012, jam 23.30 wita.

2.      Riwayat Keluhan Utama
a.       Keluar darah yang bergumpal-gumpal disertai jaringan
b.      Darah keluar sebanyak 1 sarung
c.       Nyeri perut bagian bawah.
B.     Riwayat Kehamilan sekarang
1.      G1 P0 A0
2.      HPHT tanggal 10 maret 2012
3.      TP tanggal  17 desember 2012
4.      Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama dan keguguran yang pertama
5.      Ibu mengatakan tidak pernah merasakan nyeri perut selama hamil
6.      Ibu mengatakan umur kehamilannya 3 bulan lebih
7.      Ibu tidak pernah mengonsumsi obat – obatan selain dari dokter
8.      Ibu tidak pernah minum jamu.
9.      Ibu mengatakan tidak pernah diurut
10.  Ibu mengeluh keluar darah dari jalan lahir sebanyak 1 sarung.
C.     Riwayat Kesehatan yang Lalu
1.      Ibu tidak pernah menderita penyakit yang serius
2.      Tidak ada riwayat keluarga menderita penyakit menular
3.      Tidak ada riwayat penyakit keturunan dalam keluarga
4.      Ibu tidak ada alergi terhadap makanan dan minuman
5.      Ibu tidak ada ketergantungan obat-obatan,minuman beralkohol
dan rokok.
D.    Riwayat Reproduksi
1.      Riwayat menstruasi
-          Menarche                    : 15 tahun
-          Siklus haid                  : 28-30 hari
-          Lamanya haid                         : 6 hari
-          Tidak ada nyeri perut pada saat haid
2.      Riwayat ginekologi
1.      Ibu tidak pernah menderita penyakit infeksi pada organ reproduksi.
2.      Ibu tidak pernah menderita penyakit tumor dan kanker.
E.     Riwayat Sosial Ekonomi
1.      Ibu menikah 1 kali dengan suaminya sekarang dan sudah berlangsung selama ± 1 tahun
2.      Status ekonomi keluarga mampu.
3.      Ibu menikah pada umur 22 tahun.
F.      Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Sehari-hari.
1.      Kebutuhan nutrisi
a.       Kebiasaan makan nasi, sayur, tempe, tahu, ikan
b.      Frekuensi makan 2 kali sehari
c.       Kebutuhan minum 7 gelas
d.      Selama masuk rumah sakit tidak ada perubahan.
2.      Kebutuhan eliminasi
a.       BAK
1.      Frekuensi 4-5 kali sehari
2.      Warna kuning muda
3.      Bau amoniak
4.      Selama masuk Rumah Sakit tidak ada pembuahan
b.      BAB
1.      Frekuensi 1 kali sehari
2.      Warna kuning
3.      Konsistensi lunak
4.      Selama masuk Rumah Sakit tidak ada perubahan.
3.      Personal hygiene
a.       Mandi 2 kali sehari
b.      Gosok gigi 2 kali sehari
c.       Keramas 2 kali seminggu
d.      Ganti pakaian setiap selesai mandi
e.       Selama masuk Rumah Sakit ibu rajin mengganti sarung tiap kali basah.
4.      Istirahat
a.       Tidur siang 2 jam (14.00 – 16.00 wita)
b.      Tidur malam 7 jam (22.00 – 05.00 wita)
c.       Selama masuk Rumah Sakit ibu dianjurkan istirahat total.
G.    Pemeriksaan Fisik
1.      Keadaan umum nampak lemas
2.      Kesadaran composmentis
3.      TTV
TD : 100/80 mmHg
N   : 80 x/i
P   : 20 x/i
S   : 36,8 ºC
4.      Inspeksi/Palpasi
a.       Kepala             : Rambut bersih, berombak hitam, dan tidak rontok
b.      Muka               : -.Tidak ada oedema pada wajah
  - Ekspresi wajah ibu nampak cemas dan pucat 
     serta meringis kesakitan.
c.       Mata                : Conjungtiva pucat, sclera putih.
d.      Mulut              : Bersih, tidak ada gigi yang tanggal dan caries.
e.       Leher               : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar
  limfe dan vena jugularis
f.       Tangan            : Infuse RL 12 tetes + oxitosin 1 ampul terpasang
  pada tangan kiri klien.
g.      Payudara         : - Simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol,
      warna kecoklatan pada areola mammae.
   - Tidak ada massa dan nyeri tekan.
h.      Abdomen        : - Nampak linea nigra,  stirie alba, tonus otot
                           perut tegang
   - Tidak ada luka bekas operasi
   - Palpasi leopold I TFU 2 jari diatas simpisis,
      ballotomen
i.        Genetalia         : - Tidak ada varices dan oedema pada vulva
   - Tampak pengeluaran darah dari jalan lahir
j.        VT                   : (Oleh Dokter)
1)      Vagina vulva         : tidak ada kelainan
2)      Porsio                    : lunak dan tebal
3)      OUE/OUI                         : terbuka, teraba jaringan
4)      Uterus                   : antefleksi, kesan besar
5)      Pelepasan             : darah
k.      Tungkai           : Tidak ada oedema dan varices 
H.    Data Psikologi dan Spiritual
1.      Ibu dan keluarga khawatir dengan keadaanya
2.      Ibu dan keluarga selalu berdoa kepada Tuhan
3.      Ibu terlihat berserah diri kepada Tuhan
I.       Data penunjang
1.         Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 20 Juni 2012, Jam 01.00 wita
1.      Hemoglobin     : 10,2 gram% (N: 12-14 gram%)
2.      Leukosit          : 3700 (N: 5000-10.000)
3.      Trombosit        : 188.000 (N: 150.000-350.000)
4.      CT                   : 7,3” (N: 7-14 menit)
5.      BT                   : 2,25” (N: 1-4 menit)
6.      Plano test         : Positif
2.      Pemeriksaan USG tanggal 20 Juni 2012, jam 01.30 wita dan terdapat jaringan didalam rahim.
LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL
Diagnosa :
G1 P0 A0 gestasi  12 minggu 6 hari dengan abortus inkomplit
1.      G1 P0 A0
a.       Data subyektif      : Ibu mengatakan ini kehamilannya yang 
  pertama dan ini keguguran yang pertama.
b.      Data obyektif        :
-          Palpasi Leopold I : TFU 2  jari diatas simpisis
-          Palpasi Leopold II, III, dan IV bagian janin belum teraba
-          Tonus otot perut tampak tegang
-          Tampak adanya striae livide
-          HPHT tanggal 10 Maret 2012
-          Plano test : Positif menandakan janin masih ada di dalam vakum uteri
Analisa dan Interpretasi Data :
-          Dari HPHT tanggal 10 Maret 2012 sampai tanggal pengkajian 19 Juni 2012 maka umur kehamilan ibu 12 minggu 6 hari sehingga pembesaran perut tidak sesuai dengan umur kehamilan dimana pada palpasi leopold I TFU 2 jari di atas simpisis dan pembesaran perut tidak sesuai dengan umur kehamilan 12 minngu 6 hari yaitu 3 jari atas simpisis menandakan terdapat kelainan pertumbuhan hasil konsepsi.
-          Pada  kehamialan  pertama  tonus otot  perut  masih  tegang  di karenakan
uterus baru pertama kali mengalami pembesaran dan tampak linie nigra dan striae livide.
2.      Gestasi 12 minggu 6 hari.
a.       Data Subjektif :
-          Ibu mengatakan umur kehamilannya 3 bulan lebih
-          HPHT tanggal 10 Maret 2012
b.      Data Objektif : Tanggal pengkajian 19 Juni 2012
Analisa dan interpretasi data :
Dari HPHT tanggal 10 Maret 2012 sampai tanggal pengkajian 19 Juni 2012 maka umur kehamilan ibu 12 minggu 6 hari.
3.      Abortus inkomplit
a.       Data subjektif :
-          Ibu mengatakan keluar darah dari jalan lahir sebanyak 1 sarung yang berupa jaringan.
-          Ibu mengatakan umur kehamilan 3 bulan lebih
-          Ibu mengatakan dia mengalami nyeri perut yang hebat
b.      Data subjektif:
-          Keadaan umum ibu nampak lemah
-          Nampak ada pengeluaran darah dari jalan lahir bergumpal-gumpal dan disertai pengeluaran jaringan.
-          Palpasi Leopold : TFU 2 jari diatas simpisis
-          Plano test : Positif menandakan janin masih ada dalam vakum uteri

-          VT : (Oleh Dokter)
1)      Vulva/vagina   : tidak ada kelainan
2)      Portio              : lunak dan tebal
3)      OUE/OUI       : terbuka teraba jaringan
4)      Uterus                         : antefleksi, kesan besar
5)      Pelepasan        : darah
Analisa dan interpretasi data :
Nyeri perut bagian bawah disertai dengan perdarahan pervaginam yang sifatnya encer dan bergumpal sebanyak 1 sarung serta pemeriksaan OUE/OUI terbuka dan teraba jaringan, tampak pelepasan darah yang merupakan tanda dan gejala abortus inkomplit.
Masalah Aktual
1.      Anemia Ringan
a.       Data subjektif : Ibu mengeluh keluar darah dari jalan lahir  sebanyak 1
  sarung.
b.      Data objektif :
-          Keadaan umum ibu lemah
-          Nampak pengeluaran darah dari jalan lahir
-          Hb : 10,2 gr%
-          Conjungtiva pucat
Analisa dan interfretasi data :
-          Kehilangan cairan tubuh dalam jumlah yang banyak menyebabkan volume darah menurun sehingga perfusi jaringan darah menurun dan terjadi gangguan siklus darah mikro. Dengan demikian volume darah yang kembali ke jantung makin berkurang sehingga timbul kelemahan jantung.
-          Menurut World Health Organization kejadian anemia berkisar antara 20% sampai 80% dengan menetapkan Hb 11 gr% sebagai dasar.
2.      Kecemasan
a.       Data subjektif : ibu dan keluarga khawatir dengan keadaannya
b.      Data objektif :
-          Ekspresi wajah ibu nampak cemas
-          TTV
TD       : 100/80 mmHg
N         : 80 x/i
S          : 36,8 ºC
P          : 20 x/i
Analisa dan interpretasi data :
Kurangnya informasi dan pengetahuan ibu tentang keadaannya menyebabkan rasa sakit sehingga emosinya labil dan timbul rasa cemas.
LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
1.      Potensial terjadi infeksi
a.       Data Subjektif :
-          Ibu mengatakan umur kehamilanya 3 bulan lebih
-          Ibu mengatakan keluar darah dari jalan lahir sebanyak satu sarung dan disertai rasa nyeri pada perut dan alat genetalia.
b.      Data Objektif :
-          Keadaan ibu lemah
-          Tampak darah keluar darah jalan lahir berwarna kehitaman
-          TTV
TD       : 100/80 mmHg
N         : 80 x/i
S          : 36,8ºC
P          : 20 x/i
-          VT : ( Oleh Dokter )
a.       Vulva/vagina               : tidak ada kelainan
b.      Portio                          : lunak dan tebal
c.       OUE/OUI                   : terbuka, teraba jaringan
d.      Uterus                                     : antefleksi
e.       Pelepasan                    : darah
Analisa dan interpretasi data :
Dengan adanya pembukaan pada OUI dan sering dilakukan pemeriksaan dalam dapat menjadi tempat masuknya mikroorganisme kedalam uterus melalui serviks dan berkembang biak yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi.
2.   Antisipasi terjadinya syok akibat perdarahan
a.       Data Subjektif       :
-          Ibu mengatakan keluar darah dari jalan lahir sebanyak satu sarung.
-          Ibu mengatakan tubuhnya terasa lemah
Data Objektif              :
-          Conjungtiva pucat
-          Ada pengeluaran darah yang bergumpal-gumpal sebanyak 1 sarung
-          TTV    :          TD       : 100/80 mmHg
N         : 80 x/i
P         : 20 x/i
S         : 36,80C
Hb       : 10,2 gram %
Analisa dan Interpretasi Data:
Perdarahan pada abortus inkomplit dapat banyak sekali sehingga menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan
LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI
1.      Kolaborasi dengan dokter untuk melanjutkan pemasangan infuse RL 28 tetes + oxitosin 1 ampul
2.      Konsultasi dengan dokter tentang persiapan kuret :
Persiapan alat :
- handscoen                         - speculum sim 1 pasang
- kateter                                - tampon targ
- kom betadine                     - tenakulum
- kapas darlon                       - sonde uterus
- kasa steril                            - abortus tang
- kuret tumpul                       - kuret tajam
LANGKAH V. RENCANA TINDAKAN
Diagnosa                     : G1 P0 A0, gestasi 12 minggu 6 hari, abortus inkomplit
  dengan anemia.
Masalah Aktual           : Kecemasan
Masalah Potensial       :
1.    Infeksi
2.    Syok akibat perdarahan
Tujuan                         :
1.      Abortus inkomplit teratasi
2.      Anemia ringan teratasi
3.      Tidak terjadi infeksi
4.      Tidak terjadi syok akibat perdarahan
Kriteria                        :
1.    Keadaan ibu tetap baik
2.    Hb ibu dalam batas normal yaitu 12-14 gr %
3.    TTV dalam batas normal:
TD       : 100/80 mmHg        
N         : 80 x/i
P         : 20 x/I            
S         : 36,80C
4.    Seluruh jaringan dikeluarkan dari uterus

Rencana Tindakan:
1.      Jelaskan pada ibu tentang keadaan kehamilannya
Rasional : dengan memberikan penjalasan pada ibu maka ibu dapat mengerti tentang keadaan kehamilannya.
2.      Observasi tanda-tanda vital
Rasional: Dengan mengkaji TTV dapat diketahui keadaan umum ibu sehingga
memudahkan tindakan selanjutnya.
3.      Jelaskan pada ibu tentang persiapan kuret
Rasional: Dengan memberi penjelasan pada ibu maka ibu dapat mengerti.
4.      Persetujuan tindakan (informed consent)
Rasional : dengan memberi penjelasan pada ibu maka ibu bersedia
5.      Bantu ibu mengatur posisi yang nyaman
Rasional : posisi yang nyaman bagi ibu dapat mengurangi rasa nyeri
6.      Ajarkan ibu teknik relaksasi
Rasional : teknik relaksasi merupakan cara untuk mengirangi rangsangan nyeri sehingga tidak dapat dipersepsikan dan juga dapat meningkatkan suplay oksigen kejaringan.
7.      Beri dukungan psikososial
Rasional :dengan memberikan semangat sehingga ibu akan lebih tabah dalam menghadapi keadaannya.
8.      Beri penjelasan tentang masalah yang dihadapi
Rasional : dengan penjelasan yang di berikan pada ibu dapat memahami masalah yang di alami sehingga ibu tidak merasa cemas.
9.      Anjurkan ibu menjaga kebersihan diri
Rasional : personal hygiene yang baik menghambat berkembangbiaknya kuman patogen yang dapat menyebabkan infeksi
LANGKAH VI. IMPLEMENTASI
Diagnosa                     : Abortus inkomplit
Masalah potensial        : Potensial terjadinya infeksi
Implementasi               :
Tanggal 20 Juni 2012, jam 08.00 wita
1.     Menjelaskan penyebab nyeri yang dirasakan oleh ibu
Hasil : ibu mengerti penyebab nyeri
2.    Menjelaskan tentang informed consent
Hasil : suami menandatangani lembar persetujuan tindakan
3.     Mengobservasi TTV
Hasil :        TD      : 100/80 mmHg
 N        :  80 x/i
 P         :  20 x/i
 S         : 36,8 0C
4.    Perencanaan kuret
Hasil : persiapan alat kuret telah tersedia
Persiapan alat :
- handscoen                          - speculum sim 1 pasang
- kateter                                 - tampon targ
- kom betadine                      - tenakulum
- kapas darlon                       - sonde tang
- kasa steril                            - abortus tang
- kuret tumpul                       - kuret tajam
5.    Penatalaksanaan pemberian obat kolaborasi dengan dokter
Hasil :      - oxitosin 1 amp + RL / 28 tetes
                       - cefadroxil 500mg : dosis 3x500mg, tablet per oral
                       - viliron 500 mg : dosis 3 x 500 mg, tablet per oral
                       - methylengometrine 0,2 mg : dosis 2 x 0,2 mg, tablet per oral
Laporan kuret tanggal 20 Juni 2012, Jam 10.00 wita
1.    Ibu berbaring dengan posisi litotomi dengan infuse RL terpasang di tangan kiri dengan 28 tetes/menit + 10 unit oxytosin + 1 amp tramadol
2.    Aseptic dan antiseptic vulva dan vagina
3.    Katerisasi + 150 cc
4.    Pasang doek steril dibawah bokong ibu
5.    Pasang speculum posterior dan anterior, identifikasi porsio, jepit porsio dengan tenakulum gigi satu arah, Jam 11.00
6.    Sonde uterus, uterus antefleksi + 10 cm
7.    Evaluasi jaringan dengan abortus tang selanjutnya dengan kuret tumpul, injek oxytosin: egometri 1:1/IM
8.    Perdarahan tidak ada
9.    Jaringan + 10 cc Perdarahan + 15 cc
10. Tampon (-)
11. Kuret selesai
LANGKAH VII. EVALUASI
Diagnosa: Abortus inkomplit
Tanggal 20 Juni 2012, jam 14.00 wita
1.    Ibu sudah dikuret dengan Hb 2 jam post kuret 11 gram %
2.    TTV           :
TD : 100/80 mmHg
N   : 80 x/i
P   : 20 x/i
S   : 36,80C
3.    Keadaan umum ibu baik
4.    Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
5.    Seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan dan perdarahan pervaginam sudah berhenti.















PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA NY “S” DENGAN ABORTUS INKOMPLIT
DI RSUD SYEKH YUSUF GOWA
TANGGAL 19-20 JUNI 2012

No . Reg.                     : 28 55 59
Tgl. Kunjungan/Jam    : 19 Juni 2012, Jam  23.30 wita
Tgl. Pengkajian/Jam    : 20 Juni 2012, Jam 08.00 wita
Yang Mengkaj            i           : Kurniawati
Identifikasi Istri/Suami
Nama                                       : NY “S” / Tn. “S”
Umur                                       : 25 Thn. / 23 Thn.
Nikah/lamanya                        : 1x / ± 1 tahun
Suku                                        : Makassar / Makassar
Agama                                     : Islam / Islam
Pendidikan                              : SD / SD
Pekerjaan                                 : IRT / Buruh Harian
Alamat                                    : Sungguminasa, Gowa
Subjektif (S)
Tanggal 20 juni 2011
1.    HPHT tanggal 10 maret 2012
2.    Nyeri perut bagian bawah disertai dengan pengeluaran darah dari jalan lahir sifatnya bergumpal-gumpal dan banyak sejak tanggal 19 juni 2012 sebanyak 1 sarung.
3.    Kehamilannya yang pertama dan tidak pernah mengalami keguguran sebelumnya
4.    Tidak  pernah  mengkonsumsi obat-obatan  tanpa resep  dokter atau  bidan
juga jamu-jamuan dan tidak pernah diurut.
Objektif (O)
1.    TP tanggal 17 Desember 2012
2.    Ekspresi wajah ibu tampak cemas dan kesakitan
3.    Konjungtiva pucat dan sclera tidak ikterus
4.    Tidak ada oedema pada wajah dan tungkai
5.    Tidak ada bekas luka operasi
6.    Pembesaran perut tidak sesuai dengan umur kehamilan dimana uterus membesar dengan umur kehamilan 12 minggu 6 hari
7.    Palpasi Leopold I : TFU 2  jari atas sympisis
8.    Pemeriksaan dalam tanggal 19 Juni 2012 jam 23.45 wita
Vulva vagina   : tidak ada kelainan
Portio               : lunak dan tebal
OUE/OUI       : terbuka, teraba jaringan
Uterus              : antefleksi, kesan besar
Pelepasan         : darah
9.    Pemeriksaan Laboratorium tanggal 20 Juni 2012, Jam 01.00 wita
Hemoglobin     : 10,2 gram% (N: 12-14 gram%)
Leukosit          : 3700 (N: 5000-10.000)
Trombosit        : 188.000 (N: 150.000-350.000)
CT                   : 7,3” (N: 7-14 menit)
BT                   : 2,25” (N: 1-4 menit)
Plano test         : Positif menandakan janin masih ada dalam vakum uteri
10. Pemeriksaan USG tanggal 20 Juni 2012, jam 01.30 wita dan terdapat jaringan didalam rahim.
Assesment (A)
Diagnosa              : Abortus inkomplit
Masalah aktual     : -
Masalah potensial : Potensial terjadinya infeksi
Planning (P)
1.    Menganjurkan ibu menjaga kebersihan daerah genetalianya
2.    Makan makanan bergizi 3 porsi per hari (nasi, sayur, tempe, tahu, ikan)
3.    Menjelaskan tentang informent consent, suami menandatangani lembaran persetujuan tindakan
4.    Mengobservasi TTV :
TD       : 100/80 mmHg
             N        : 80 x/i
             P         : 20 x/i
 S         : 36,80C
5.    Perencanaan kuret, persiapan alat kuret telah tersedia
Persiapan alat:
- Handscoen                         - Speculum sim 1 pasang
- Kateter                                - Tampon tang
- Kom betadine                     - Tenakulum
- Kapas darlon                      - Sonde tang
- Kasa steril                           - Abortus tang
- Kuret tumpul                       - Kuret tajam
6.    Melanjutkan pemberian obat amoxilin 3x500 mg 3x1, metilergometrin 25 mg 3x1, Sf 2x1
7.    Penatalaksanaan pemberian obat kolaborasi dengan dokter
Hasil:       :       - oxitosin 1 amp + RL / 12 tetes
                                    - cefadroxil 500mg      : dosis 3 x 500 mg, tablet per oral
                                    - viliron 500mg           : dosis 3 x 500 mg, tablet per oral
- methylengometrine 0,2mg : dosis 2x0,2mg, tablet per oral.
Laporan kuret tanggal 20 Juni 2012, Jam 10.00 wita
1.    Ibu berbaring dengan posisi litotomi dengan infuse RL terpasang di tangan kiri dengan 28 tetes/menit + 10 unit oxitosin + 1 amp tramadol.
2.    Aseptic dan antiseptic vulva dan vagina
3.    Katerisasi + 150 cc
4.    Pasang doek steril dibawah bokong ibu
5.    Pasang speculum posterior dan anterior, identifikasi porsio, jepit porsio dengan tenakulum gigi satu arah, Jam 11.00
6.    Sonde uterus, uterus antefleksi + 10 cm
7.    Evaluasi jaringan dengan abortus tang selanjutnya dengan kuret tumpul, injek oxytosin: egometri 1:1/IM
8.    Perdarahan tidak ada
9.    Jaringan + 10 cc  Perdarahan + 15 cc
10. Tampon (-)
11. Kuret selesai
12. Hb 2 jam post kuret 11 gram %
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA NY “S” DENGAN ABORTUS INKOMPLIT
DI RSUD SYEKH YUSUF GOWA
TANGGAL 21 JUNI 2012

No . Reg.                     : 28 55 59
Tgl. Kunjungan/Jam    : 19 Juni 2012, Jam  23.30 wita
Tgl. Pengkajian/Jam    : 21 Juni 2012, Jam 10.00 wita
Yang Mengkaji           : Kurniawati
Identifikasi Istri/Suami
Nama                                       : NY “S” / Tn. “S”
Umur                                       : 25 Thn. / 23 Thn.
Nikah/lamanya                        : 1x / ± 1 tahun
Suku                                        : Makassar / Makassar
Agama                                     : Islam / Islam
Pendidikan                              : SD / SD
Pekerjaan                                 : IRT / Buruh Harian
Alamat                                    : Sungguminasa, Gowa
Subjektif (S)
1.    Ibu mengatakan masih ada keluar darah dari jalan lahir, nyeri perut bagian bawah dan daerah genetalia
2.    Ibu masih istirahat total dan masih takut bergerak
Objektif (O)
1.    Ekspresi wajah ibu masih tampak cemas dan kesakitan berkurang
2.    Konjungtiva merah muda dan sclera tidak ikterus
3.    Tidak ada oedema pada wajah dan tungkai
4.    Palpasi Leopold I: TFU 1 jari atas sympisis
5.    Pemeriksaan laboratorium Hb: 11 gram %
Assesment (A)
Diagnosa                   : Abortus inkomplit                               
Masalah aktual          : -
Masalah potensial     : Potensial terjadinya infeksi
Planning (P)
1.    Menganjurkan Ibu tetap menjaga kebersihan daerah genetalianya
2.    Makan makanan bergizi 3 porsi per hari (nasi, sayur, tempe, tahu, ikan) dihabiskan
3.    Menganjurkan ibu untuk ber KB pasca abortus
4.    Melanjutkan pemberian obat amoxilin 3x500 mg 3x1, metilergometrin 25 mg 3x1, Sf 2x1
5.    Mengobservasi TTV:
TD                   : 100/80 mmHg
N                     : 80 x/i
P                     : 20 x/i
S                     : 36,80C










BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membandingkan tinjauan hasil pelaksanaan asuhan kebidanan kasus abortus inkomplit Ny”S” dengan tinjauan pustaka. Asuhan kebidanan dilaksanakan di Rumah Sakit Syekh Yusuf Gowa dari tanggal 19 - 21 Juni 2009.
Pendekatan dalam studi kasus ini dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah manajemen kebidanan yang selanjutnya didokumentasikan dalam bentuk SOAP selama 2 kali kunjungan rumah sakit. Kunjungan penulis pada klien saat ini merupakan kunjungan awal sesuai dengan waktu pelaksanaan studi kasus bagi penulis sebagai berikut:
Diawali dengan memberi salam pada ibu, memperkenalkan diri, menyampaikan tujuan pengumpulan data lengkap untuk setiap kunjungan penulis keruangan ibu.
Pengumpulan data dilakukan dilakukan berdasarkan manajemen asuhan kebidanan dengan kasus Abortus inkomplit pada Ny”S” yang meliputi :
LANGKAH I. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA DASAR
Anamnesis pada kunjungan pertama meliputi:Identifikasi klien/suami, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kehamilan lalu, riwayat kesehatan/penyakit yang diderita sekarang dan pernah diderita pada waktu yang lalu serta riwayat sosial ekonomi.
Pola pemenuhan kebutuhan dasar sehari-hari hasil anamnese yang sifatnya subjektif dilanjutkan dengan data yang lebih objektif melalui pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk memudahkan dalam menentukan diagnosis, masalah dan kebutuhan ibu, dengan hasil pemeriksaan fisik konjungtiva pucat, sclera putih, pemeriksaan laboratorium Hb: 10,2 gr %.
Data yang diperoleh pada kasus Ny “S” dengan abortus inkomplit penulis memperoleh data dari hasil pengkajian yang meliputi anamnese HPHT tanggal 10 maret 2012 dengan kehamilan 12 minggu 6 hari, amenorhe, perdarahan sebanyak satu sarung berwarna merah segar, nyeri perut bagian bawah, kontraksi uterus positif dan pada pemeriksaan palpasi TFU 2 jari atas symphisis dan pemeriksaan dalam servik terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri.
Dengan melihat data yang diperoleh maka tidak terdapat perbedaan antara tinjauan pustaka dengan kasus pada Ny “S” dengan abortus inkomplit.
Pada studi kasus yang dilakukan oleh Herda Eriyanti pada Ny”W” tahun 2010 memperoleh data yang meliputi amenore, perdarahan sebanyak satu sarung berwarna merah segar, nyeri perut bagian bawah, dan pemeriksaan dalam serviks terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri. Ini membuktikan bahwa tidak ada perbedaan antara tinjauan pustaka dengan studi kasus yang telah dilakukan.
Pada tahap ini penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena pengumpulan data baik klien, keluargan, bidan, dan dokter dilahan perktek bersedia untuk memberikan informasi atau data yang dibutuhkan yang ada hubungannya dengan penyakit dan perawatan ibu sehingga menudahkan penulis dalam mengumpulkan data yang selengkap-lengkapnya. 
LANGKAH II. MERUMUSKAN DIAGNOSA MASALAH/AKTUAL
Dalam  menegakkan suatu  diagnosa  atau  masalah  kebidanan  berdasarkan
pendekatan asuhan kebidanan yang didukung dan ditunjang oleh beberapa data, baik subjektif maupun objektif yang diperoleh dari hasil pengkajian yang dilakukan.
Pada tinjauan pustakan ditemukan beberapa diagnosa abortus inkomplit dan ditegakkan sebagai berikut :
1.      Perdarahan pervaginam terus menerus karena masih ada hasil konsepsi alam kavu uteri.
2.      Nyeri perut bagian bawah.
3.      Ostium uteri interna dan eksterna terbuka.
4.      Anemia dan kecemasan.
Pada kasus Ny “S” dengan abortus inkomplit di temukan nyeri dan kecemasan dari uraian diatas masalah aktual kecemasan yang terjadi pada Ny “S”. Hal ini disebabkan karena pada saat pengkajian ekspresi wajah klien nampak cemas dan selalu menanyakan tentang keadaannya karena pada saat pengkajian penulis menemukan pengeluaran darah secara terus menerus disertai nyeri perut dan paha.Pada saat VT terdapat pembukaan pada serviks teraba sisa jaringan.
Dalam studi kasus yang dilakukan oleh Herda Eriyanti pada Ny”W” tahun 2010 dengan abortus inkomplit ditemukan nyeri dan kecemasan karena adanya pengeluaran darah secara terus menerus disertai nyeri perut dan pada saat VT terdapat pembukaan pada serviks teraba sisa jaringan. Hal ini membuktikan bahwa tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan studi kasus yang telah dilakukan.
Dengan demikian  penerapan  tinjauan  pustaka  dan tinjauan kasus studi Ny
“S” secara garis besar tampak ada persamaan dalam diagnose aktual yang ditegakkan sehingga memudahkan memberikan tindakan selanjutnya.
LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Berdasarkan tinjauan pustaka, masalah potensial yang dapat terjadi pada kasus abortus inkomplit yaitu dapat terjadi perdarahan karena masih adanya sisa hasil konsepsi yang tertinggal didalam uterus. Selain itu juga dapat terjadi perforasi, infeksi dan syok karena adanya pembukaan servik yang merupakan jalan masuknya kuman ke jalan lahir. Oleh karena itu perlu dilakukan antisipasi sebelum keadaan tersebut terjadi jika tidak segera ditangani.
Pada kasus Ny “S” dengan abortus inkomplit ditemukan masalah potensial yaitu terjadinya infeksi, nampak adanya persamaan dengan tinjauan pustaka.
Pada studi kasus yang dilakukan oleh Herda Eriyanti pada Ny” W “ tahun 2010 dengan abortus inkomplit ditemukan masalah potensial yang terjadi yaitu terjadinya infeksi, ini membuktikan tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan studi kasus yang telah dilakukan.
Pada kasus abortus inkomplit,  diagnosa/ masalah yang bisa terjadi adalah potensial terjadi infeksi.
LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI
Pada tinjauan pustaka tindakan segera yang dilakukan untuk memperbaiki keadaan umum ibu dengan pemasangan infuse jika terjadi perdarahan banyak dan pemberian antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi dan selanjutnya persiapan kuretase.
Pada kasus Ny ”S” dilakuakan tindakan  kolaborasi antara bidan dan  dokter
untuk  pemberian cairan influs ringer laktat 500 ml tetesan 28 tetes / menit dan kolaborasi untuk persiapan tindakan kuretase untuk mencegah terjadi perdarahan banyak dan infeksi.
Dengan melihat data yang di peroleh, maka terdapat kesamaan antara tinjauan pustaka dengan kasus nyata Ny “S” dengan abortus inkomplit.
Selain itu studi kasus yang dilakukan oleh Herda Eriyanti pada Ny”W” tahun 2010 yaitu melakukan tindakan kolaborasi pemberian cairan RL dan kolaborasi untuk persiapan tindakan kuretase, hal ini menandakan bahwa tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan studi kasus yang telah dilakukan.
LANGKAH V. RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN
Perencanaan adalah kasus penyusunan suatu rencana atau tindakan berdasarkan identifikasi maalah saat sekarang serta diagnosa dan masalah lain yang mungkin terjadi dan perlu dirumuskan tujuan yang akan dicapai serta kriteria keberhasilannya.
Asuha kebidanan adalah merupakan suatu penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kebidanan pada pasien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan, ibu pada masa hamil, nifas dan bayi baru lahir serta keluarga berencana.
Abortus inkomplit adalah merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum kehamilan mencapai umur 22 minggu.
Penanganan abortus inkomplit
1.      Jika  perdarahan  tidak  seberapa banyak dan kehamilan <16 0="0" 400="400" ataudengan="ataudengan" ataumisoprostol="ataumisoprostol" berhenti="berhenti" beri="beri" cunamovum="cunamovum" dapat="dapat" digital="digital" dilakukan="dilakukan" ergometrium="ergometrium" evakuasi="evakuasi" hasil="hasil" im="im" keluar="keluar" konsepsi="konsepsi" melalui="melalui" mengeluarkan="mengeluarkan" mg="mg" minggu="minggu" oral.="oral." per="per" perdarahan="perdarahan" secara="secara" serviks.jika="serviks.jika" span="span" untuk="untuk" yang="yang">
2.      Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan < 16 minggu, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan:
c)      Aspirasi vacum manual (avm) merupakan metode evakuasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika AVM tidak tersedia. 
d)     Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrium 0,2 mg im (diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu)
3.      Jika kehamilan > 16 minggu
d)     Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 mlcairan iv (garam fisiologis arau rl) dengan kecepatan 40tetes/menit sampai terjadi ekspulsi konsepsi. 
e)      Jika perlu berikan misoprostol 200 mg pervaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi(maksimal 80 mg)
f)       Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggaldalam uterus
4.      Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan (Saifuddin, 2006).
Pada tinjauan pustaka perencanaan tindakan pada antenatal dengan abortus  inkomplit adalah secara perencanaan tindakan
1.      Menjelaskan penyebab nyeri yang dirasakan oleh ibu
2.      Menjelaskan tentang informed consent
3.       Mengobservasi TTV
4.      Perencanaan kuret
a.       Persiapan alat:
- handscoen                         - speculum sim 1 pasang
- kateter                                  - tampon targ
- kom betadine                      - tenakulum
- kapas darlon                       - sonde tang
- kasa steril                            - abortus tang
- kuret tumpul                       - kuret tajam
b.      Penatalaksanaan pemberian obat kolaborasi dengan dokter
1)      Oxitosin 1 amp + RL / 12 tetes
2)      Cefadroxil 500mg : dosis 3x500mg, tablet per oral
3)      Viliron 500mg : dosis 3x500mg, tablet per oral
4)      Methylengometrine 0,2mg : dosis 2x0,2mg, tablet per oral
c.       Ibu berbaring dengan posisi litotomi dengan infuse RL terpasang di tangan kiri dengan 28 tetes/menit + 10 unit oxytosin + 1 amp tramadol.
d.      Aseptic dan antiseptic vulva dan vagina.
e.       Katerisasi + 150 cc
f.       Pasang doek steril dibawah bokong ibu
g.      Pasang speculum posterior dan anterior, identifikasi porsio, jepit porsio dengan tenakulum gigi satu arah, Jam 11.00
h.      Sonde uterus, uterus antefleksi + 10 cm
i.        Evaluasi jaringan dengan abortus tang selanjutnya dengan kuret tumpul, injek oxytosin: egometri 1:1/IM
j.        Perdarahan tidak ada
k.      Jaringan + 10 cc Perdarahan + 15 cc
l.        Kuret selesai
m.    Tampon (-)
n.      Hb 2 jam post kuret 9 gram %
Pada kasus Ny “S” penanganan yang dilakukan yaitu dengan kuret dan pemberian obat antibiotik yaitu amoxilin, obat analgetik asam mefenamat 3x1 untuk mengurangi nyeri.
Sedangkan pada studi kasus yang dilakukan oleh Herda Eriyanti pada Ny” W “ tahun 2010 penanganan yang dilakukan yaitu kuretase dan pemberian obat antibiotik yaitu amoxillin, obat analgetik asam mafenamat 3x1 untuk mengurangi nyeri.
Hal ini menunjukkan adanya kesamaan antara tinjauan pustaka dengan manajemen asuhan kebidanan pada penerapan studi dilahan praktek.
LANGKAH VI. IMPLEMENTASI TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN
Sesuai tinjauan manajemen kebidanan bahwa melaksanakan rencana tindakan harus efesiensi dan menjamin rasa aman klien. Implementasi dapat dikerjakan oleh bidan maupun dilaksanakan ibu serta bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya sesuai dengan tindakan yang akan direncanakan.
Pada studi kasus Ny “S” dengan abortus inkompit, semua tindakan yang telah direncanakan sudah dilaksanakan seluruhnya dengan baik, tanpa hambatan karena kerja sama dan penerimaan yang baik dari klien serta dukungan dari keluarga dan petugas kesehatan.
Terdapat kesamaan antara studi kasus yang dilakukan oleh Herda Eriyanti pada Ny” W”  tahun 2010 dengan abortus inkomplit.
LANGKAH VII. EVALUASI ASUHAN KEBIDANAN
Pada tinjauan pustaka manajemen asuhan kebidanan evaluasi merupakan langkah akhir dari proses asuhan kebidanan, dimana tahap ini ditemukan kemajuan dan keberhasilan dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh klien.
Dari evaluasi akhir yang dilakukan pada Ny “S” yakni perdarahan sudah berhenti, ibu tetap istirahat total dan mengkonsumsi makanan bergizi dan obat yang diberikan yaitu :
-       Amoxilin 3 x 500 mg                       3 x 1
-       Metil ergometrin 25 mg                   3 x 1
-       Sf                                                     2 x 1
Jaringan dapat dikeluarkan seluruhnya atau uterus kosong, kontraksi uterus baik, perdarahan sedikit, nyeri yang dirasakan ibu berkurang pada perut bagian bawah, ekspresi wajah ibu tenang dan tidak meringis lagi, tanda-tanda vital dalam batas normal yaitu: tekanan darah 100/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu badan 36,8 C, pernafasan 20 x/menit.
Berdasarkan studi kasus pada Ny “S” dengan abortus inkomplit tidak ditemukan hal-hal yang menyimpang dari evaluasi tinjauan pustaka oleh karena itu bila dibandingkan secara garis besar tidak ditemuan kesenjangan.
Selain itu terdapat kesamaan antara studi kasus  yang  oleh  Herda Eriyanti
pada Ny “ W ” tahun 2010 yaitu  perdarahan sudah berhenti dan ibu tetap istirahat total dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan obat yang diberikan yaitu :
Amoxilin, metil ergometrin, dan Sf.
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN
Pendokumentasian dibuat sebagai laporan pertanggungjawaban seorang petugas kesehatan (bidan) atas segala tindakan yang dilakukan pada klien. Pendokumentasian ini dibuat dan dicatat dalam rekam medik klien yang telah tersedia dirumah sakit termasuk Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa.
Dalam pendokumentasian hasil asuhan kebidanan pada Ny “S” tidak ada perbedaan antara teori dan praktek yang telah dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa, dan teori yang telah ada didalam pendokumentasiannya dibuat dalam bentuk SOAP (Subjektif, Objektif, Assesment, Planning).
























BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran untuk memberikan gambaran dan informasi studi kasus tentang abortus inkomplit.
A.   Kesimpulan
1.      Pada NY “S” mengalami abortus inkomplit dimana tanda dan gejala abortus inkomplit yaitu amenorhoe, sakit perut dan mules-mules, perdarahan yang biasa sedikit atau banyak, biasanya berupa stolsel (darah beku), sudah ada keluar fetus atau jaringan, pada pemeriksaan dalam didapati serviks terbuka.
2.      Abortus pada NY “S” apabila tidak ditangani dengan cepat dapat mengakibatkan perdarahan dan potensial terjadinya infeksi.
3.      Penanganan pada kasus abortus inkomplit dengan memperbaiki keadaan umum klien kemudian pemberian antibiotik dan dilakukan kuret.
4.      Hasil evaluasi setelah dilakukan penanganan terhadap NY “S” 100/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan 20 x/menit dan suhu 36,80C
B.   Saran
1.      Bagi petugas kesehatan
a.       Sebagai petugas kesehatan khususnya bidan diharapkan dapat mengetahui tanda dan gejala awal dari abortus inkomplit sehingga dapat dideteksi lebih awal apabila menemukan kasus tersebut serta mendapatkan penanganan selanjutnya ataupun merujuk ketempat pelayanan kesehatan yang lebih memadai.
b.      Untuk meningkatkan mutu asuhan kebidanan hendaknya bidan mampu mengikuti perkembangan dan ilmu pengetahuan pada umumnya dalam proses kebidanan.
c.       Pendidikan kesehatan perlu ditingkatkan kepada pasien dan keluarga, agar mengerti dan mau bekerjasama untuk mengatasi masalah serta partisipasi aktif keluarga yang sangat dibutuhkan dalam menunjang proses penyembuhan.
1)      Bagi institusi pendidikan
Untuk setiap institusi pendidikan agar menerapkan asuhan kebidanan dalam pemecahan masalah dengan upaya dapat lebih ditingkatkan dan dikembangkan.
2)      Bagi pemerintah
Mendirikan pusat pelayanan kesehatan diberbagai tempat dan secara menyeluruh, sehingga mudah terjangkau oleh masyarakat serta meningkatkan pelayanan kesehatan diberbagai bidang.















DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, I.B.G, 2007, Pengantar Kuliah Obstetri, Cetakan I, EGC, Jakarta
Manuaba, I.A.C,  2010,  Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB untuk
Pendidikan Bidan, (edisi 2),  EGC, Jakarta
Maryunani Anik, 2009, Asuhan Kegawadaruratan Dalam Kebidanan, TIM,
Jakarta
Meiliya Eny, 2010, Buku Saku Kebidanan, EGC, Jakarta
Morgan Geri, 2009, Panduan Praktik Obstetri & Ginekologi, Cetakan I, EGC,
Jakarta
Pernoll Martin, L, 2008, Buku Saku Obstetri & Ginekologi, (edisi 9), Cetakan
pertama, EGC, Jakarta
Rukiyah Ai Yeyeh, 2010, Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan), TIM,
Jakarta
Sarwono, 2008, Ilmu Kebidanan, (edisi keempat), Cetakan pertama, PT-BPSP,
Jakarta
Sujiyatini, 2009, Asuhan Patologi Kebidanan, Cetakan pertama, NM, Jogjakarta
Syafrudin, 2009, Kebidanan Komunitas, Cetakan I, EGC, Jakarta
Syaifuddin, A.B, 2006, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Dan Neonatal, Edisi I, Cetakan 11, YBP-SP, Jakarta
Wiknjosastro Hanifa, dkk, 2006, Ilmu Kebidanan, (edisi ketiga), Cetakan kelima,
YBP-SP, Jakarta
Yeyeh Ai, dkk, 2009, Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan, Cetakan pertama KDT, 
            Jakarta
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SAP

Topik                                       : Gizi seimbang
Sasaran                                    : Ny “ S”
Tujuan
a.       Tujuan  umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan klien dan keluarga mengerti dan memahami tentang gizi seimbang.
b.      Tujuan Khusus
Setelah akhir penyuluhan ibu dan suami dapat :
1.      Menyebutkan dan menguraikan tentang pentingnya gizi seimbang
2.      Menguraikan tentang kebutuhan gizi seimbang 
Metode : Ceramah dan Tanya jawab
Alat dan bahan : Materi penyuluhan
Tempat : RSUD Syekh Yusuf Gowa
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal.
Untuk pemenuhan gizi seimbang dengan mengkonsumsi makanan secara variatif tentunya berpedoman pada empat sehat lima sempurna. Mengkonsumsi makana variatif dapat mengurangi kemungkinan keracunan atau alergi, karena setiap makanan yang kita makan mengandung senyawa fungsional tertentu dan nutrisi yang akan saling melengkapi apabila dimakan bersama makanan lain.
Jika seseorang mengalami kekurangan gizi, yang terjadi akibat asupan gizi di bawah kebutuhan,  maka ia akan lebih rentan terkena penyakit dan kurang produktif. Sebaliknya, jika memiliki kelebihan gizi akibat asupan gizi yang melebihi kebutuhan, serta pola makan yang padat energi (kalori) maka ia akan beresiko terkena berbagai penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dsb. Karena itu, pedoman gizi seimbang disusun berdasarkan kebutuhan yang berbeda pada setiap golongan usia, status kesehatan dan aktivitas fisik.
Untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat, kebutuhan asupan gizi divisualisasikan dalam bentuk Tumpeng Gizi Seimbang (TGS), yang terdiri atas potongan-potongan tumpeng. Luasnya potongan menunjukkan porsi yang harus dikonsumsi setiap hari. TGS dialasi air putih, artinya air putih merupakan bagian terbesar dari zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat dan aktif.
Hal yang perlu di perhatikan dalam pemenuhan gizi seimbang selain makanan yang bervariatif juga di perlukan pemenuhan gizi yang berimbang dalam setiap sajian yang kita makan.
Kiat pemenuhan gizi seimbang
1. Memilih makanan yang aman bagi kesehatan.
2. Makanan yang beraneka ragam.
3. Baca dan perhatikan labelnya untuk makanan dalam kemasan
4. Makan makanan yang memenuhi kebutuhan energi.
5. Makanan sumber karbohidrat cukup 1/2 kebutuhan gizi.
6. Konsumsi lemma hanya ¼ kebutuhan gizi.
7. Konsumsi makanan sumber zat besi.
8. Gunakan garam beriodium.
9. Berikan ASI ekslusif pada bayi selama 6 bulan.
10. Minum air bersih yang aman dalam jumlah yang cukup ( 8 gelas / hari ).
11. Hindari minuman-minuman keras.
12. Biaasakan sarapan.
13. Aktifitas yang tidak berlebihan.
14. Olahrga secara teratur.









SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )

Topik                           : Penyebab Nyeri
Sasaran                        : Ny “ S
Tujuan
c.       Tujuan  umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan klien dan keluarga mengerti dan memahami tentang penyebab nyeri.
d.      Tujuan Khusus
Setelah akhir penyuluhan ibu dan suami dapat :
3.      Menyebutkan dan menguraikan tentang pentingnya penyebab nyeri
4.      Menguraikan tentang kebutuhan penyebab nyeri
Metode                        : Ceramah dan Tanya jawab
Alat dan bahan            : Materi penyuluhan
Tempat                        : RSUD Syekh Yusuf Gowa
Penyebab Nyeri
A      Pengertian nyeri
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya.Nyeri didefinisikan sebagai suatu Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan
B       Fisiologi nyeri
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor,secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer.
Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda.
Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan.
C      Respon Psikologis
respon psikologis sangat berkaitan dengan pemahaman klien terhadap nyeri yang terjadi atau arti nyeri bagi klien. Arti nyeri bagi setiap individu berbeda-beda antara lain :
1)      Bahaya atau merusak
2)      Komplikasi seperti infeksi
3)      Penyakit yang berulang
4)      Penyakit baru
5)      Penyakit yang fatal
6)      Peningkatan ketidakmampuan
7)      Kehilangan mobilitas
8)      Menjadi tua
9)      Sembuh
10)  Perlu untuk penyembuhan
11)  Hukuman untuk berdosa
12)  Tantangan
13)  Penghargaan terhadap penderitaan orang lain
14)  Sesuatu yang harus ditoleransi
15)  Bebas dari tanggung jawab yang tidak dikehendaki
Pemahaman dan pemberian arti nyeri sangat dipengaruhi tingkat pengetahuan, persepsi, pengalaman masa lalu dan juga faktor sosial budaya
D      Respon fisiologis terhadap nyeri
1.      Stimulasi Simpatik:(nyeri ringan, moderat, dan superficial)
a) Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate
b) Peningkatan heart rate
c) Vasokonstriksi perifer, peningkatan BP
d) Peningkatan nilai gula darah
e) Diaphoresis
f) Peningkatan kekuatan otot
g) Dilatasi pupil
h) Penurunan motilitas GI
2.      Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)
a) Muka pucat
b) Otot mengeras
c) Penurunan HR dan BP
d) Nafas cepat dan irreguler
e) Nausea dan vomitus
f) Kelelahan dan keletihan
3.      Respon tingkah laku terhadap nyeri
1) Respon perilaku terhadap nyeri dapat mencakup:
2) Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis, Sesak Nafas, Mendengkur)
3) Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi, Menggigit bibir)
4) Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot, peningkatan gerakan jari & tangan
5) Kontak dengan orang lain/interaksi sosial (Menghindari percakapan, Menghindari kontak sosial, Penurunan rentang perhatian, Fokus pd aktivitas menghilangkan nyeri)
Individu yang mengalami nyeri dengan awitan mendadak dapat bereaksi sangat berbeda terhadap nyeri yang berlangsung selama beberapa menit atau menjadi kronis. Nyeri dapat menyebabkan keletihan dan membuat individu terlalu letih untuk merintih atau menangis. Pasien dapat tidur, bahkan dengan nyeri hebat. Pasien dapat tampak rileks dan terlibat dalam aktivitas karena menjadi mahir dalam mengalihkan perhatian terhadap nyeri.
Meinhart & McCaffery mendiskripsikan 3 fase pengalaman nyeri:
1) Fase antisipasi (terjadi sebelum nyeri diterima)
2) Fase sensasi (terjadi saat nyeri terasa)
3) Fase akibat (terjadi ketika nyeri berkurang atau berhenti)
E       Faktor yang mempengaruhi respon nyeri
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Kultur
4) Makna nyeri
5) Perhatian
6) Ansietas
7) Pengalaman masa lalu
8) Pola koping
9) Support keluarga dan sosial





SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )
a.    Topik                                  : Keluarga Berencana
b.   Sasaran                               : Ny “S”
c.    Tujuan
a.       Tujuan Umum :
Pada akhir penyuluhan klien mengerti serta memahami keluarga berencana.
b.      Tujuan Khusus :
Ibu mau menjadi akseptor KB.
d.   Metode                               : Ceramah dan diskusi
e.    Tempat                                : RSUD Syekh Yusuf Gowa
KELUARGA BERENCANA
            wanita menyusui akan terlindungi dari kehamilan sampai mendapatkan ovulasi. Untuk sebagian besar kesuburan akan dimulai bila telah medapatkan menstruasipertama post partum, akan tetapi ovulasi dapat terjadi sebelumnya.
            Selama bulan pertama postpartum kemungkinan menjadi hamil sangat kecil pada ibu menyusui maupun pada Ibu tidak menyusui. Seorang Ibu post partum tidak perlu menunggu mendapatkan menstruasi untuk memulai pemakaian kontrasepsi sebab bila haid lagi maka angka konsepsi menjadi rendah pada Ibu menyusui terlebih pada Ibu tidak menyusui. Bila ibu tidak menyusui bayinya ia harus segera menggunakan kontrasepsi. Kontrasepsi yang diberikan segera post partum tidak boleh mengganggu laktasi.
Metode kontrasepsi untuk Ibu menyusui :
a.       Kontrasepsi yang berisi progestin
o    Kontrasepsi yang berisi progestin, seperti pil mini, dan implant tidak mempunyai efek pada laktasi dan dapat digunakan pada Ibu yang menyusui segera setelah melahirkan setiap saat selama masa laktasi.
o    Efek samping yang paling sering adalah hais sampai amenorhoe.
o    Implant merupakan metode kontrasepsi lainnya bila Ibu yang mempunyai banyak anak tidak bersedia menggunakan kontasepsi mantap.
b.      Spermisid
a.       Spermisid adalah cara kontrasepsi topikal dalam vagina berupa zat kimia yang dapat membunuh spermatozoa seperti tablet busa, dan krim jelly.
b.      Manfaat kontrasepsi spermisid
§  Efek seketika (busa dan krim)
§  Tidak mengganggu produksi ASI
§  Bisa menggunakan sebagai pendukung metode lain
§  Tidak mengganggu kesehatan klien
§  Tidak mempunyai pengaruh sistemik
§  Mudah digunakan
§  Tidak perlu resep dokter
c.       Efek samping
1)      Iritasi vagina
2)      Iritasi penis dan tidak nyaman
3)      Gangguan rasa panas divagina
4)      Kegagalan tablet tidak larut
c.       Metode barier
a.       Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung terbuat dari lateks (karet) yang diinsersi kedalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
b.      Manfaat kontrasepsi
1)      Efektif bila digunakan dengan benar
2)      Tidak mengganggu hubungan seksual
3)      Tidak mengganggu produksi ASI
4)      Tidak mengganggu kesehatan kllien
5)      Tidak mempunyai pengaruh sistemik
c.       Keterbatasan
1)      Keberhasilan sebagai kontrasepsi tergantung pada kepatuhan mengikut cara penggunaan
2)      Motivasi diperlukan berkesinambungan menggunakan setiap berhubungan seksual
3)      Pemeriksaan pelvic oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk memastikan ketetapan pemasangan
4)      Pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran uretra
5)      Pada 6 jam pasca hubungan seksual, alat masih berada di posisinya.
d.      IUD
a.       Medicated IUD seperti Cu T merupakan pilihan terbaik untuk Ibu yang menyusui karena dampaknya tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI.
b.      Yang penting pada pemakaian IUD post partum adalah  penempatan IUD setinggi mungkin dalam fundus uteri sehingga mengurangi kemungkinan ekspulsi.